![Amaliah Malam Nishfu Syakban Disenangi Para Ulama Salaf](https://bdkpalembang.kemenag.go.id/assets/gambar/berita_foto_gambar/20250214094252.jpg)
Amaliah Malam Nishfu Syakban Disenangi Para Ulama Salaf
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Hadirin kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah,
Melalui mimbar di hari Jum’at *kedua bulan Syakban 1446 H., saya selaku khatib berwasiat kepada hadirin sekalian, marilah kita berusaha meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Sebab dengan hidayah dan inayah-Nya yang telah dianugerahkan kepada kita, serta kesehatan yang telah dicurahkan saat ini, kita hadir kembali di masjid yang kita cintai ini, memenuhi panggilan Allah menunaikan kewajiban kita, melaksanakan rangkaian ibadah pada hari Jumat.
Shalawat serta salam semoga Allah Swt. limpahkan kepada jungjungan kita semua yakni baginda Nabi Muhammad Saw. dan semoga tercurah pula kepada keluarga dan para sahabatnya yang setia dan taat menjalankan syariat dan mengikuti sunnahnya hingga yaumil akhir kelak.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Malam tadi adalah malam Nishfu Syakban, sebagian besar kaum muslimin banyak yang melakukan kegiatan, diantaranya ada yang diisi dengan kegiatan shalat sunnah mutlaq, shalat sunnah tasbih, dan ada juga yang diisi dengan pembacaan al-Qur’an dengan mengambil (membaca) surat yang berjuluk hatinya al-Qur’an (Surat Yasiin):
إِنَّ لِكُلِّ شَيئٍ قَلْبًا، وقَلْبُ القرآنِ يٰسٓ، ومَنْ قَرَأَ يٰسٓ كَتبَ اللهُ لَهٗ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشَرَ مَرَّاتٍ. ﴿رواه الترمذىى عن انس﴾
Sesungguhnya pada setiap sesuatu itu ada hatinya, dan hatinya Al-Qur'an adalah Yasin. Dan barangsiapa membaca Yasin, maka Allah tulis untuknya dengan bacaannya itu mendapat 10 kali Al-Qur'an.
(HR. Tirmidzi dari Anas).
Dengan banyaknya kaum muslimin yang mengisi malam Nishfu Syakban dengan berbagai kegiatan tersebut, maka pada kesempatan khutbah kali ini saya selaku khatib akan menyampaikan perihal penyelenggaraan amaliah Nishfu Syakban dilihat dari landasan historisnya, serta sejak kapan dan siapa tokoh ulamanya yang mensyiarkan malam Nishfu Syakban tersebut.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Mengenai puasa sunnah di bulan Syakban tidak diragukan lagi tentang keshahihannya, bahwa Rasulullah Saw. paling banyak melakukan puasa sunah itu di bulan Sya’ban, berdasarkan hadits riwayat Imam Nasa’i bahwa Rasulullah Saw., menjawab pertanyaan Usamah bin zaid yang bertanya tentang mengapa Rasulullah banyak puasa sunnah di bulan Syakban. Maka Rasulullah menjawab bahwa bulan Syaban itu tidak banyak diperhatikan atau dengan kata lain banyak dilupakan dan dilalaikan umat, karena bulan Syaban itu bulan terjepit antara bulan syahrullah Rajab dengan bulan suci Ramadhan. Sabda beliau bahwa bulan Syakban adalah bulan diangkatnya segala amal diangkat kepada Allah dan beliau senang apabila amaliahnya diangkat pada saat beliau sedang berpuasa.
Adapun mengenai amaliah khusus di malam Nishfu Sya’ban dapat digali dari beberapa keterangan berikut ini:
Pertama, dalam kitab al-Mawahib al-Laduniyah, yang disusun oleh Imam al-Qasthalani. Beliau adalah ulama yang menyusun dan pensyarah kitab shahih Bukhari. Beliau berkebangsaan Mesir yang mempunyai nama lengkap Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar bin Abdul Malik al-Qasthalani. Beliau ulama yang bermadzhab Imam Syafi’ie yang lahir tahun 850 H. dan wafat tahun 923 H.
Beliau menjelaskan bahwa permulaan diadakannya peringatan malam Nisfu Sya’ban dengan diisi berbagai kegiatan rohani adalah dimulai dari generasi tabi’in yang berada di tanah Syam. Saat penyelenggaraan Nisfu Syakban tersebut menjadi ramai dan viral, lalu bermunculanlah berbagai pendapat dan pandangan, termasuk ulama-ulama Hijaz banyak yang mengingkarinya bahkan membid’ahkannya, dan yang termasuk wilayah hijaz adalah Madinah.
Ulama yang bernama Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki memberikan nasihat agar pada malam Nisfu Syakban kaum muslimin memperbanyak doa memohon ampunan. Mengasihi orang yang minta dikasihi, membantu orang yang meminta dibantu. Melapangkan penderitaan orang yang sedang dilanda kesempitan. Menggembirakan orang yang dilanda kesedihan, membahagiakan orang yang dilanda nestapa.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Memperbanyak doa pada malam Nishfu Sya’ban tersebut berdasarkan hadits riwayat Imam al-Baihaqi dari Abu Bakar, bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
يَنْزِلُ اللهِ إِلَى السَّمَآءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانِ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ شَيْءٍ، إِلَّا لِرَجُلٍ مُشْرِكٍ أَوْ رَجُلٍ فِيْ قَلْبِهِ شَحْنَاءِ. ﴿رواه البيهقي عن ابي بكر﴾
(Rahmat) Allah Swt. turun ke bumi pada malam Nisfu Sya'ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu dosa, kecuali dosa musyrik dan dosa orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan). (HR. Baihaqi dari Abu Bakar).
Menurut Nashiruddin al-Bani, serorang ulama yang berpredikat korektor hadits, mengatakan bahwa hadits ini kriterianya lemah atau dha’if, akan tetapi tidak maudhu (tidak palsu). Maka tidak ada salahnya bagi kaum muslimin untuk lebih banyak meningkatkan doa kepada Allah, memohon rahmat dan ampunan-Nya, dan bukan hanya di malam Nisfu Syakban saja, akan tetapi di malam-malam lain. Hanya saja lebih ditingkatkan kualitas dan kwantitasnya pada malam-malam istimewa seperti pada malam Nisfu Syakban.
Perihal ini merujuk kepada salah satu riwayat, bahwa Ali bin Abi Thalib senang sekali meningkatkan ibadah pada 4 (empat) malam istimewa dalam satu tahun, yakni malam pertama di bulan Rajab, malam Idul fitri malam Idul Adha dan malam Nisfu Sya’ban. Disebutkan bahwa pada malam-malam tersebut Sayidina Ali bin Abi Thalib memperbanyak doa. Keterangan ini dikutip dari kitab al-Ghuniyah yang disusun oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Kemudian yang kedua, diisi dengan kegiatan dzikrullah dengan dimulai istighfar, membaca berulang-ulang dua kalimah syahadat dan dzikir-dzikir tauhid seperti, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.
Melanjutkan dan menyikapi pendapat Syekh Muhammad bin Alawi, bahwa dua kalimat syahadat merupakan kalimat-kalimat mulia dan sangat baik dibaca kapan pun dan dimana pun, terlebih lagi pada malam Nisfu Sya’ban. Sambung beliau, seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Yang ketiga, banyak juga diantara kaum muslimin yang mengisi malam Nishfu Syakban dengan membaca al-Qur’an dengan mengambil (membaca) surat Yaasiin sebanyak 3 (tiga) kali. Membaca surah Yasin di malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu amalan yang boleh dilaksanakan. Amaliah ini juga sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian umat muslim. Bahkan, membaca Yasin dianjurkan dibacakan lebih 3 (tiga) kali.
Surah Yasin merupakan salah satu surat mulia di dalam al-Quran. Surah ini mengandung banyak nasihat dan pelajaran sehingga sangat dianjurkan untuk membacanya, utamanya di malam Nisfu Sya’ban yang juga penuh kemuliaan ini.
Membaca Yasin di malam Nisfu Sya’ban umumnya dilakukan dengan diiringi permintaan berupa keberkahan pada umur, harta, dan hajat-hajat lainnya. Terkait hal ini, sejatinya boleh-boleh saja dilakukan karena tidak ada masalah dan tidak berlawanan dengan secara syar’ie di dalam pelaksanaannya.
Lantas mengapa hanya surat Yaasiin yang dibaca? Tentu jawabannya adalah bahwa surat Yaasiin adalah hatinya al-Qur’an, dan bukan hanya surat Yaasiin saja yang di baca, namun termasuk surat-surat-surat pendek atau potongan ayat yang biasa dibacakan oleh Rasulullah sebagai dzikir ma’suraat. Bahkan apabila mampu membaca surat Yasin lebih dari tiga 3 silahkan saja membaca sampai 30 kali 90 kali atau 100 kali atau bahkan menghatamkan al-Qur’an pada malam Nisfu Sya’ban.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ingatlah, bahwa setiap amal perbuatan sedikit apapun dan sebanyak apapun yang dilakukan secara ikhlas, maka pasti ia akan dicatat disisi Allah Swt. dan dipastikan akan mendapatkan balasannya, firman Allah Swt. dalam surat al-Qamar ayat ke-52 dijelaskan:
وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوْهُ فِى الزُّبُرِ. وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَّكَبِيْرٍ مُّسْتَطَرٌ. ﴿سورة القمر: ٥٢﴾
Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. Dan segala (sesuatu) yang kecil maupun yang besar (semuanya) tertulis. (QS. Al-Qamar: 52).
Bahkan dalam surat al-Zalzalah pun Allah menegaskan:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ.
﴿سورة الزلزلة : ٧ - ٨﴾
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah
Beramallah, beribadahlah dengan tidak mengenal waktu istimewa maupun waktu yang lazim dan biasa. Namun tingkatkanlah amaliah pada waktu-waktu yang istimewa, diantaranya malam lailatul Qadar, malam Jum’at, malam Idul Fitri, malam Idul Adha dan malam Nishfu Sya’ban. Meningkatkan amal pada malam-malam tersebut. lakukanlah. Kenapa tidak? Allah sedang mempersiapkan fadhilah dan rahmat-Nya bagi yang mengharapkannya.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، وَالنَّاصِرِ الحَقَّ بِالحَقِّ، وَالهَادِي اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ أَنْتَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اللّهُمَّ أَمِتْنَا عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ
ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.