Diferensiasi dalam Kurikulum Merdeka adalah kunci keberhasilan Implementasi
Bengkulu (08/11/2024) – Tim dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang melanjutkan rangkaian kegiatan pendampingan dan monitoring praktik implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas di Kota Bengkulu. Selama tiga hari, mulai Kamis (7/11) hingga Sabtu (9/11), kegiatan ini difokuskan pada pemantauan praktik pembelajaran berdiferensiasi di empat komunitas madrasah.
Empat madrasah yang menjadi sasaran kunjungan adalah MIN 1 Kota Bengkulu, RA An Nahwan Kota Bengkulu, RA Plus Ja’alhaq Kota Bengkulu, dan MTs Roudlotur Rosmani. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penmad) Kemenag Kota Bengkulu, Dra. Linda Suryani, serta para pengawas madrasah setempat.
Menurut Dr. Miskiah, M.Pd, selaku Widyaiswara BDK Palembang, pemantauan kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik baik dalam pembelajaran berdiferensiasi, yang merupakan salah satu inti dari Kurikulum Merdeka.
"Kami ingin melihat bagaimana guru yang telah mengikuti pelatihan, baik secara klasikal maupun melalui MOO, mampu mempraktikkan diferensiasi dalam pengajaran. Fokus kami bukan pada mencari kesalahan, melainkan pada mengidentifikasi keberhasilan dan dampak positif implementasi Kurikulum Merdeka secara berkelanjutan," jelasnya.
Linda Suryani, menyambut baik kegiatan ini dan berharap pendampingan yang dilakukan dapat memotivasi guru-guru di madrasah untuk terus mengembangkan inovasi dalam pembelajaran. "Kehadiran tim pendamping ini memberikan kesempatan bagi para guru untuk menunjukkan upaya terbaik mereka dalam memberikan pendidikan yang berkualitas," katanya.
Tim dari BDK Palembang yang hadir dalam kegiatan ini terdiri dari Dr. Miskiah, M.Pd dan Elsy Zuryani, S.Si, M.Pd sebagai Widyaiswara, didukung oleh panitia pendamping Nyimas Hikma Susanti, S.Sos, M.Si, Yevi Grata Putra, S.Kom, dan Febria Nurhany, A.Md.
Kegiatan ini mendapat antusiasme tinggi dari para guru dan kepala madrasah yang terlibat. Selain menjadi waktu evaluasi, pendampingan ini juga memberikan kesempatan untuk berbagi praktik baik yang telah dilakukan. "Dengan pendampingan seperti ini, kami merasa lebih siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara konsisten, bukan hanya untuk memenuhi standar, tetapi juga untuk memberikan pengalaman belajar terbaik bagi siswa kami," ujar salah satu kamad yang mengikuti kegiatan ini.
Pendampingan dan monitoring ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam memastikan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas, sehingga madrasah dapat terus berinovasi dalam menciptakan proses pembelajaran yang relevan dan adaptif terhadap kebutuhan siswa.