"Tabik Pun" Ucapan Salam Khas Lampung
BANDAR LAMPUNG (8/6) - Memasuki akhir bulan Syawal, Balai Diklat Keagamaan Palembang kembali menggelar Pelatihan di Wilayah Kerja. Pelatihan yang digelar kali ini adalah Pelatihan Pembelajaran Tematik MI dan Pelatihan Diwilayah Kerja Fikih MI yang berlokasi di Kota Bandar Lampung. Kegiatan tersebut dibuka pada tanggal Senin (7/6) lalu lalu oleh H. Kasimun Kasubbag Tata Usaha Kanwil Kemenag Kota Bandar Lampung.
Dalam sambutannya, Kasimun memperkenalkan salam yang biasa dipakai ketika akan memberikan kata sambutan. Setelah mengucapkan assalamualaikum, ia mengucapkan "tabik pun", yang dijawab dengan "iya pun" oleh hadirin.
Ucapan salam tersebut ternyata merupakan ciri khas salam dari Lampung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "tabik" artinya ungkapan dalam memberikan salam. Dari Ucapan salam "tabik pun" dapat kita lihat bahwa masyarakat Lampung begitu mencintai budayanya. Tidak hanya dari ucapan salam. Bahkan di setiap gedung pemerintahan, pertokoan, bahkan di rumah warga dapat dilihat pemasangan siger di muka bangunan yang merupakan simbol keagungan budaya.
Menurut Buku Jan Gonda (1973) halaman 640, ucapan salam tersebut asal mulanya dari bahasa sansekerta kşantavya atau ksantawya yang berarti "maaf". Dikarenakan bangsa melayu kesulitan dalam melafazkan bunyi tersebut, akhirnya menjadi ksatabya kemudian menjadi santabe , tabe atau tabik.
Sungguh, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budayanya. Di setiap pelaksanaan PDWK, setiap panitia dan widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang disuguhkan beragam keunikan budaya. Tentunya bukan hanya peserta pelatihan memperoleh ilmu dari widyaiswara selama pelatihan. Namun panitia dan widyaiswara juga belajar banyak mengenai budaya setempat dimana mereka melaksanakan PDWK.
Masyarakat Bandar Lampung menjadikan contoh bagi kita agar menghargai dan memelihara budaya yang telah ada dari zaman nenek moyang, dan sudah sepatutnya sebagai generasi milenial kita pun juga meneruskan hal baik tersebut.