Asta Protas Strategi Kemenag menuju Indonesia Emas 2045
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 29 Juli 2025
  • 3x Dilihat
  • Berita

Asta Protas Strategi Kemenag menuju Indonesia Emas 2045

Palembang (29/7) - Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama, Dr. H. Mastuki, memberikan materi pelatihan bertema "Nilai, Posisioning, Peran dan Tanggung Jawab Kementerian Agama" dalam kegiatan pelatihan reguler yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang, melalui platform Zoom Meeting.

Materi ini disampaikan kepada peserta pada empat pelatihan reguler, yaitu Pelatihan Manajemen Penyelenggaraan Jemaah Haji, Pelatihan Manajemen Wakaf Angkatan II, Pelatihan Manajemen Teknis Pelayanan Publik Angkatan I (Eksternal), dan Pelatihan Manajemen Teknis Pelayanan Publik Speaking Angkatan I (Eksternal). Kegiatan dimoderatori oleh H. Mukmin, S.HI, M.Sy, Kasubbag Tata Usaha BDK Palembang, dan turut disapa oleh Kepala BDK Palembang, Dr. H. Saefudin, S.Ag, M.Si.

Di tengah pemaparannya Mastuki mengajak peserta untuk lebih memahami filosofi yang terkandung dalam lambang Kemenag. Ia menjelaskan bahwa setiap elemen dalam logo mulai dari bentuk perisai, kitab, bintang, hingga warna hijau memiliki makna simbolik yang mencerminkan nilai-nilai dasar Kementerian Agama, seperti keimanan, keilmuan, perlindungan, dan pelayanan.

“Apa makna bintang dalam logo Kementerian Agama menurut Anda?” tanya Mastuki kepada peserta, membuka ruang diskusi yang hangat dan interaktif.

Sesi tersebut menjadi lebih hidup ketika beberapa peserta turut memberikan pendapat dan interpretasi mereka terhadap lambang Kemenag, yang kemudian dilengkapi dan diluruskan oleh Kapusbangkom dengan penjelasan yang komprehensif.

“Logo bukan sekadar gambar, tetapi representasi jati diri dan visi kelembagaan. Kita sebagai bagian dari Kementerian Agama harus memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” ujar beliau.

Secara berurutan Mastuki juga menjelaskan Visi dan Misi Kementerian Agama 2025–2029, yaitu “Terwujudnya masyarakat yang rukun, maslahat, dan cerdas bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045.” Visi tersebut dijabarkan melalui lima misi utama, termasuk penguatan moderasi beragama, peningkatan layanan keagamaan, pendidikan keagamaan yang unggul, daya saing pendidikan, dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Lebih lanjut, ia menyampaikan 8 pesan strategis Menteri dan Wakil Menteri Agama, serta Asta Protas Kemenag Berdampak, yaitu delapan program prioritas yang mencakup kerukunan, ekoteologi, layanan keagamaan berdampak, pendidikan unggul, pemberdayaan pesantren, ekonomi umat, sukses haji, dan digitalisasi tata kelola.

Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun pemahaman kolektif tentang arah strategis Kementerian Agama menuju Indonesia Emas 2045.

Dengan pemaparan yang komprehensif dan penuh makna ini diharapkan seluruh peserta pelatihan mampu memahami secara mendalami arah kebijakan Kementerian Agama serta menginternalisasi nilai-nilai pengabdian yang menjadi fondasi tugas dan tanggung jawab mereka. 

Pelatihan ini bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga momentum strategis untuk membangun komitmen bersama menuju pelayanan publik yang berdampak dan berintegritas.