FENOMENA ALAM ADALAH SUNNATULLAH
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 17 April 2023
  • 6669x Dilihat
  • Berita

FENOMENA ALAM ADALAH SUNNATULLAH

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. 

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. 

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، 

وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، 

فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ   


       Hadirin kaum muslimin dan muslimat    

       Jamaah shalat gerhana rahimakumullah

       Kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Ilahi Rabbi karena kita dianugerahi hidayah Iman dan Islam oleh Allah Swt. untuk mengimani bahwa keberadaan alam semesta ini termasuk bumi yang sedang kita diami ini adalah diciptakan oleh Allah Swt. 

       Gugusan bintang gemintang yang jumlahnya bermilyar-milyar di alam semesta yang maha luas, dari planet yang sangat jauh sampai kepada sistem planet dan tata surya yang lebih dekat dengan bumi, adalah kemahabesaran Allah yang telah menciptakan alam semesta.

       Ada bintang-bintang yang letaknya sangat jauh dari gugusan tata surya kita, apabila memancarkan sinarnya akan membutuhkan waktu sampai jutaan tahun baru sampai di bumi. Artinya apabila kita melihat bintang bersinar nanti malam berarti ia sebenarnya jutaan tahun yang lalu bersinarnya namun baru terlihat oleh mata kita sekarang. Padahal kecepatan cahaya itu sangat luar biasa yakni 300.000 km per detik. Subhanallah.

       Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,

       Semua yang ada di alam semesta ini adalah makhluk Allah, semuanya diciptakan oleh Allah dan semua peristiwa yang ada di alam ini tidak akan lepas dari sunnatullah, Dia-lah Rabbul ‘Alamin penguasa jagat raya, penguasa seluruh situasi dan keadaan.

       Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,

       Dalam kajian-kajian Islam kita sering mendengar perihal ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah. Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang menjelaskan berdasarkan arahan, petunjuk dan penjelasan al-Qur’an, sedangkan ayat kauniyah adalah ayat-ayat atau bukti eksistensitas keberadaan Allah dengan memperhatikan, meneliti dan menganalisa ciptaan-ciptaannya yang bertebaran di alam semesta ini. Mari kita perhatikan al-Qur’an surat Fushilat ayat ke 53:

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ 

       Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri.

       Kaum muslimin wal-muslimat sekalian, peristiwa gerhana matahari yang sedang terjadi saat ini, adalah sebagai pertanda adanya bukti autentik tentang kemahabesaran Allah Swt. Kita sekarang sedang berada pada suatu momen yang istimewa untuk kita bersyukur dengan mentadabburi fenomena alam berupa gerhana matahari. Demikian juga kita bersyukur lebih jauh lagi, karena kita mampu memahami perihal fenomena alam ini dari kacamata ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini yang lebih baik dan semakin canggih. 

       Kaum muslimin wal musimat rahimakumullah.

       Gerhana matahari terjadi akibat kesejajaran matahari, bulan dan bumi dari perspektif tiga dimensi dengan bulan berada di tengah-tengah keduanya. Kesejajaran itu adalah buah pergerakan bulan mengelilingi bumi dan pergerakan bumi mengelilingi matahari. Baik bulan dan bumi bergerak secara teratur mengikuti sunnatullah.

       Kita napak tilas pada sejarah masa Rasulullah Saw, dahulu pernah terjadi gerhana matahari total. Terjadi pada tanggal tanggal 27 Januari 632 M, pada saat itu Ibrahim putera Rasulullah Saw. dari isteri beliau bernama Maria al-Qibtiyah wafat dalam keadaan masih bayi. Saat itu muncul berita viral, masyarakat Madinah berspekulasi bahwa begitu dahsyat dan mendalamnya duka Rasulullah sehingga mengakibatkan gerhana matahari. 

       Pada saat Rasulullah Saw. mendengar kabar ini beredar, maka untuk menangkal khurafat di masyarakat, Beliau menyuruh Bilal bin Rabbah mengumandangkan adzan memanggil masyarakat untuk melaksanakan shalat gerhana. Setelah selesai melaksanakan shalat gerhana, Rasulullah Saw. menyampaikan khutbah sebagaimana termaktub dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim: 

       Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda dari dua tanda kebesaran Allah. Gerhana matahari (kusyuf) terjadi bukan karena mati atau hidupnya seseorang, Oleh karena itu apabila kamu melihat peristiwa gerhana hendaklah kamu melaksanakan shalat dan berdo’a sampai gerhana berakhir.

       Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,

       Di dalam al-Qur’an surat Fushilat ayat ke-37, Allah Swt. menyatakan:

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

       Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah (terjadinya) malam dan siang, (diciptakannya) matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

       Bulan, matahari dan planet-planet lainnya adalah makhluk Allah, ingatlah wahai hadirin sekalian, pada waktu Rasulullah saw., melihat bulan sabit sebagai pertanda masuknya bulan suci Ramadhan, Rasulullah Saw. menatap bulan sabit tersebut sambil mengucap dzikir, dan dzikir Rasulullah ini terangkum dalam hadits riwayat Imam Ahmad:

اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

        Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. (Wahai bulan) Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah Allah.

       Rasulullah Saw. merasa hawatir terhadap umatnya di belakang hari kemudian akan mengultuskan bulan, matahari, atau mengultuskan fenomena alam sebagai sandaran takdir, maka Beliau mewanti-wanti, karena hal demikian termasuk khurafat dan kemusyrikan, maka Beliau menekankan رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ (tuhan kami dan tuhan engkau wahai bulan adalah Allah).

       Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah,

       Dengan terjadinya feomena alam gerhana matahari seperti sekarang ini, kita dianjurkan selain melaksanakan shalat, juga dianjurkan memperbanyak kalimat tasbih sebagai manifestasi ingat kepada Allah Sang Pencipta langit, bumi dan isinya. Jika kita sering mendengar anjuran mengucapkan tasbih (Mahasuci Allah) pada saat kita berdecak kagum menyaksikan keajaiban Allah, maka itulah bukti nyata bahwa hamba Allah itu telah memanifestasikan semua keajaiban itu kepada Allah. Jangan tergoda dengan keindahan alam yang kita saksikan. Janganlah kita dikalahkan oleh bulan, matahari dan bintang karena kita tidak mau berdzikir, bertasbih sedangkan bulan, matahari dan planet-planet lainnya bertasbih kepada Allah:

  سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ 

       Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Hadid: 1)

       Begitu juga di dalam surat al-Isra ayat ke-44:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا 

       Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

       Kaum muslimin dan muslimat,

       Jamaah shalat gerhana rahimakumullah,

       Tindak lanjut dari makna tasbih ini adalah berintrospeksi terhadap diri kita masing-masing, betapa lemah dan rendahnya kita di hadapan Allah. Maka jadikanlah kekaguman kita kepada Allah berbanding lurus dengan berkurangnya sifat takabur, congkak dan pongah, yang biasanya menipu perilaku manusia.

       Momen gerhana matahari juga menjadi wahana guna memperbanyak permohonan ampun, tobat, kembali kepada Allah sebagai asal muasal kita berada dan muara segala keberadaan tempat kembali. Semoga fenomena gerhana matahari kali ini meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Swt. membesarkan hati kita untuk ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam sekitar kita. 


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم   





Khutbah II

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا 

أَمَّا بَعْدُ ...

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى 

يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. 

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. 

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. 

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. 

عِبَادَاللهِ...  

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه