Gaungkan Moderasi Beragama eLTV Hadirkan Densus 88
Palembang (7/1) – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang menghadirkan Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Densus 88 AT Polri wilayah Palembang, pada talkshow yang membahas mengenai peran Moderasi Beragama untuk mencegah terjadinya terorisme, di studio eL TV, Selasa (07/01/2024).
Dalam hal ini ada beberapa Langkah yang diberikan oleh Detasemen Khusus 88 dalam meminilisir terjadinya torisme disekitar kita, terutama dilingkungan Masyarakat.
Pada kesempatan ini narasumber yang hadir di BDK Palembang, Muhammad Alfarizi, SH salah satu anggota Detasemen Khusus 88 menjelaskan beberapa peran yang dapat dilakukan untuk menangani terjadinya terorisme.
“Langkah pencegahan yang dilakukan oleh Densus 88 yaitu dimulai dari yang bawah kepada masyarakat ke Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Kecamatan sampai dengan ke Dinas tingkat Provinsi sudah lakukan koordinasi sharing terkait bahayanya dari Iret ( Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme),” ujar Alfarizi.
Alfarizi juga menyampaikan bahwa Densus 88 langsung turun kelapangan dan berusaha mengantisifasi serta menyuarakan agar paham Radikal yang melibatkan line maupun aparat.
“Jadi, mulai dari tahun 2022, Densus 88 terjun langsung ke lapangan menyuarakan paham- paham radikal dapat dikenal lebih awal. Sehingga penjegahan ini bisa lebih matang dan kita menghambat rerjadinya BOM, dan sudah dilakukan di Sumatera melibatkan semua line dari terkecil dan instansi dalam Upaya pencegahan tindakan Radikalisme,” tuturnya.
Di samping itu, Peran dari Moderasi Beragama pencegah terjadinya Terorisme, yang mana Terorisme ini selalu di identikan dengan agama padahal kita harus sepakat bahwa terorisme ini mereka yang tidak mempunyai agama, walaupun mengatas namakan agama. Semua Masyarakat harus sepakat terorisme tidak mempunyai agama, agama lah yang dijadikan tunggangan atau alat oleh pelaku- pelaku ini.
“Kita jangan sampai berpikir bahwa agama islam selalu identik dengan Terorisme. Narasi seperti ini yang kami pakai untuk pencegahan. Kita sosialisasikan ke Masyarakat, anak-anak SMA, Ke kabupaten. Alhamdulillah antusiasnya sangat besar,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Nicholas Saputra, SH salah satu anggota Densus 88 juga mengatakan sejauh mana peran moderasi beragama dalam mencegah terorisme ini. Yaitu tidak fokus hanya satu agama, menjaga toleransi yang kita kedepankan kita gaungkan, melalui pencegahan, penyuluhan, kemudian dengan kontra narasi, radikal yang kita majukan.
“Moderasi beragama ini dapat menanggulangi terorisme dan kita juga harus sepakat bahwa terorisme hanya mengatas namakan agama sebagai bentuk perlawanan agar terjadinya perpecahan, kita harus menguatkan fundamental kita dengan 4 pilar, yaitu Undang-Undang Dasar tahun 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI,” pungkasnya.