JANGAN MENJADI ORANG YANG BANGKRUT
  • 6 Mei 2022
  • 15399x Dilihat
  • Berita

JANGAN MENJADI ORANG YANG BANGKRUT

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ، وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (النمل: ٨٩-٩٠)

Kaum muslimin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita, Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad Saw., beserta keluarga dan sahabatnya serta kepada para pengikutnya yang setia dan ta’at kepadanya hingga yaumil akhir.

Selanjutnya saya berwasiat kepada hadirin sekalian dan kepada diri khatib pribadi untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. laksanakanlah semua perintah Allah dan jauhilah larangan-Nya lalu istiqamahlah. Bulan suci Ramdhan telah berlalu, hari-hari yang penuh rahmat, berkah, dan maghfirah telah pergi meninggalkan kita.

Bulan Ramadhan yang sering kita rindukan kehadirannya telah hilang dan kita tidak pernah tahu apakah kita akan bertemu lagi atau tidak, dengan Ramadhan yang akan datang? Namun tetap kita berharap kepada Allah, agar bulan yang telah hadir dengan janji dari Ilahi pelipatgandaan pahala, penekankan pengendalian hawa nafsu, serta momen untuk menumpuk amal shaleh, dapat dipertemukan kembali pada tahun-tahun yang akan datang. Aamiin.

Kini, saat ini, kita telah memasuki bulan Syawwal. Kaum muslimin rahimakumullah, Allah Swt. telah menganugerahkan berbagai kemurahan-Nya di bulan suci Ramadhan, karena memang dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah melebihkan bulan Ramadhan di atas bulan lainnya, sebagaimana Allah melebihkan hari Jum’at di atas hari-hari lainnya, atau melebihkan sepertiga malam terakhir di setiap malam dibanding waktu-waktu lainnya.

Allah berkeinginan agar hamba-hamba-Nya mau dan mampu memanfaatkan kemurahan tersebut untuk amal shaleh serta menjadi hamba-hamba-nya yang pandai bersyukur atas karunia tersebut. Kemudian Allah mengingatkan hamba-hamba-Nya dengan bulan Ramadhan terhadap mereka yang sering lalai, serta selalu sibuk dengan urusan duniawi. Hamba-hamba-Nya yang senantiasa terlena dengan aktivitas dirinya sendiri. Sementara kegiatan yang diniatkan untuk peningkatan amal shaleh dan ibadah kepada Allah, ia anggap tidak penting, dilalaikan dan bahkan sering dilupakan.

Allah menyindir mereka dengan bulan Ramadhan agar mereka sadar, dan apabila dengan sindiran Ramadhan masih juga tidak sadar berarti mereka benar-benar telah rugi karena perbuatannya sendiri. Perhatikan hadits Rasulullah Saw. dalam riwayat Imam Tirmizi:

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ

Dan celakalah seseorang, bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar (berpisah dengan Ramadhan) sebelum ia mendapatkan ampunan. Kaum muslimin rahimakumullah, Selama bulan suci Ramadhan, dengan penuh semangat kita pupuk dan kita tambah terus pundi-pundi amal shaleh dengan berbagai ibadah, baik ibadah wajib maupun sunnah, ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah.

Maka pada bulan Syawwal ini pertahankanlah amal ibadah yang sudah kita bina selama bulan Ramadhan tersebut, bahkan harus kita tingkatkan di bulan Syawal ini. Menurut sebagian ulama bahwa makna Syawal adalah meningkat, naik, atau pasang. Maka pada bulan Syawal ini amal kita naik dan meningkat hasil peribadatan kita selama bulan Ramadhan. Insya Allah. Janganlah kita seperti hamba-hamba Allah yang disindir melalui firman-Nya:

وَلَا تَكُوۡنُوۡا كَالَّتِىۡ نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا مِنۡۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ اَنۡكَاثًا

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Kaum muslimin rahimakumullah, Rasulullah Saw, selalu mewanti-wanti kita sebagai umatnya, agar jangan menjadi orang yang diumpamakan Allah dalam al-Qur’an menenun dengan susah payah, memintal benang menjadi kain, namun manakala benang tersebut sudah menjadi kain lalu diudar kembali. Itulah pekerjaan yang sia-sia, ia menjadi orang yang bangkrut, kembali ke titik nol bahkan merugi. Kita sudah susah payah menumpuk pundi-pundi amal selama bulan suci Ramadhan, tapi disaat amal sudah berhasil kita kumpulkan, lalu kita melakukan pelanggaran dan kemaksiatan kepada Allah, maka habislah, sirnalah dan lenyaplah amal tersebut, dia hanya mendapatkan kesia-siaan belaka.

Perihal ini pulalah yang disindir oleh Rasulullah Saw. dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَاالْمُفْلِسُ؟ قَالُوا اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَدِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ هِ فَإِنْ فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَ مَا عَلَيْهِ أُخِذَا مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ

Rasulullah bersabda: Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan orang yang bangkrut? Sahabat menjawab: Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda. Sabda Nabi: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang datang dihari kiamat membawa shalat, puasa dan zakat. Dia datang tapi pernah mencaci orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula amal baiknya. Dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya.

Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka (HR. Muslim). Orang tersebut menjadi bangkrut, karena walaupun datang dengan membawa amal seperti shalat dan puasa, namun menzalimi orang lain, merampas hak orang lain, maka kesalahan orang yang pernah ia zalimi ditimpakan pula kepadanya, maka jadilah ia orang yang bangkrut bahkan menjadi orang celaka. na’udzubillah.

Kaum muslimin rahimakumullah. Selama bulan Ramadhan kita meningkatkan amal, maka pertahankanlah jangan lagi mencederai orang lain, menyakiti orang lain. Jauhi persengketaan, hindari saling tuduh, saling fitnah, saling caci, saling merendahkan. Bersihkan hati dan pikiran dari perbuatan dosa. Pertahankanlah kesucian batin yang telah kita raih sewaktu beraktivitas selama bulan suci Ramadhan yang berakhir pada hari raya Idul Fitri. Sudahkah kita terbebas dari tindakan menyakiti orang lain? Seberapa ikhlas kita menginfakkan sebagian harta kekayaan kita untuk di luar kepentingan kita? Seberapa semangat kita beribadah dibanding semangat kita melakukan aktivitas dunia? Munculkanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai kita menyadarinya, untuk bahan introspeksi ke dalam diri kita masing-masing.

Kaum muslimin rahuimakumullah, Mengubah cara pandang bahwa kerugian yang sebenarnya bukanlah persoalan harta, melainkan amal ibadah. Amal ibadah tak bernilai apa-apa, kecuali diikuti dengan amal sosial. Apalah artinya pahala menggunung apabila tidak diikuti dengan akhlak yang baik. Baiknya pemahaman agama seseorang dibuktikan dengan baiknya akhlak dan perilaku terhadap sesama.

Rasulullah pernah menekankan bahwa kebanyakan yang menjadikan manusia masuk surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia. Baiknya hubungan vertikal kepada Allah Swt, harus dipadu dengan hubungan horizontal kepada sesama makhluknya. Keindahan Islam terlihat dari keagungan akhlak para penganutnya.

Mereka yang dilembutkan hati dan perasaannya, terbuka untuk menerima Islam dan merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung dengan amal ibadah dan dijauhkan dari kebangkrutan amal yang sia-sia. Aamiiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ