Kepala Biro SDM : Bangun Personal Branding yang Profesional Profetik
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 25 September 2025
  • 7x Dilihat
  • Berita

Kepala Biro SDM : Bangun Personal Branding yang Profesional Profetik

Palembang (25/8) — Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. H. Wawan Djunaedi, M.A., menjadi narasumber dalam Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS yang diselenggaran oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang pada Senin, 25 Agustus 2025.

Sebanyak 5 angkatan pada Gelombang 7 dan 8 yang hadir dalam sesi yang berlangsung hangat dan interaktif, menyampaikan materi bertema Profesionalisme ASN, dengan pendekatan yang menyentuh baik aspek teknis maupun spiritualitas kerja ASN. Turut hadir Kepala BDK Palembang Dr. H. Saefudin, S.A, M.Si, serta Kasubbag Tata Usaha H. Mukmin, S.H.I, M.Sy selaku moderator.

Wawan yang kerap disapa Cak Junaedi menegaskan bahwa ASN harus membangun personal branding yang kuat dan seimbang antara kemampuan teknologi dan empati.

“Apapun jabatan Anda, Anda harus memiliki personal branding sebagai ASN yang high tech dan high touch. Mampu menguasai teknologi, tapi tetap memiliki sentuhan hati dalam melayani masyarakat,” jelasnya.

adapun wawan memperkenalkan konsep profesionalisme profetic, yaitu profesionalisme berbasis nilai-nilai kenabian, di mana ASN bekerja tidak hanya untuk memenuhi target administrasi, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian dan ibadah kepada Tuhan.

Tak kalah penting, ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam setiap tugas dan pengambilan keputusan. Dalam hal ini, ia mengutip pernyataan tokoh dunia Benjamin Franklin:

“If you fail to plan, you plan to fail.”
“Dengan kata lain,” ujar beliau, “bahkan ketika kita gagal merencanakan sesuatu, maka sesungguhnya kita sedang merencanakan kegagalan.”

Sebagai bagian dari penguatan budaya kerja kolaboratif, beliau mendorong peserta untuk membentuk quality circle sebagai wadah inovasi dan perbaikan berkelanjutan di unit kerja masing-masing.

“Kita perlu membangun komitmen bersama untuk membentuk quality circle di lingkungan kerja. Sebuah kelompok kecil yang peduli terhadap mutu, bekerja sama secara sukarela, dan terus mencari solusi atas persoalan di unit kerja masing-masing. Inilah wujud nyata profesionalisme dan kolaborasi ASN yang sesungguhnya,” tegasnya.

Diskusi berlangsung aktif, peserta antusias berdialog mengenai implementasi nilai-nilai tersebut dalam praktik kerja nyata. Semangat profesionalisme, etika pelayanan, dan spiritualitas menjadi benang merah dari materi yang disampaikan.