Mari Dukung Program 8 Asta Cita Pemerintah
Palembang (26/11) - Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM (BMBPSDM) Kemenag RI, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., mengisi materi tentang Profesionalisme ASN secara klasikal dalam kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Mahkamah Agung, di ruang smartclass BDK Palembang, Selasa (26/11/2024).
Pertama-tama, Prof. Suyitno menyampaikan bahwa peserta yang hadir adalah orang-orang yang beruntung karena termasuk kedalam anggota ASN yang berjumlah 4,7 juta orang, dan dari 4,7 juta itu, 3,6 jutanya adalah PNS, sementara 1,1 juta adalah PPPK.
"Maka kalian termasuk orang-orang yang sangat beruntung karena termasuk PNS, karena PPPK itu akan dievaluasi berdasarkan kontraknya," kata Suyitno.
"Tetapi tidak menutup kemungkinan seorang PNS tidak dievaluasi, termasuk pada saat kita mengikuti pelatihan ini," lanjutnya.
Memasuki materi, Prof. Suyitno menyampaikan tentang Asta Cita yang menjadi program pemerintah, yang berisi tentang 8 visi, 17 program prioritas dan 8 Program Hebat Cepat Tepat (PHCT).
"Inilah yang akan dikerjakan pemerintah selama 5 tahun kedepan, dan kita semua yang menjadi ASN ini harus merujuk ke 8 asta cita tersebut," tegas Suyitno.
Suyitno juga menerangkan salah satu program besar Presiden adalah program makan bergizi gratis untuk mencegah stunting. Sebab, salah satu yang membuat anak-anak bangsa cerdas itu adalah faktor gizi.
"Poin saya adalah, kenapa Presiden memberikan penekanan ini adalah, karena mayoritas penduduk kita masih kurang dalam hal kesehatan gizi yang mencukupi," jelas Suyitno.
"Kita sebagai ASN harus mensosialisasikan bahwa pemerintah dengan sangat masif untuk memastikan makanan bergizi itu sampai kepada masyarakat," himbau Suyitno.
Selanjutnya Prof. Suyitno juga menyampaikan tentang digitalisasi pemerintahan atau e-government.
Kita semua menjadi ASN itu harus merubah mindset kita untuk melek digital, melayani masyarakat dengan cepat dan tepat, jadi internet itu digunakan bukan hanya hiburan, tetapi yang lebih penting yang kita sebagai ASN lakukan adalah sebagai manajemen pemerintahan yang lebih efisien untuk melayani dan mengedukasi masyarakat," jelas Suyitno.
"Sudah bukan Zamannya lagi masyarakat disulitkan dengan alur pemerintahan yang ribet, sekarang adalah masanya kita bisa memanfaatkan internet untuk digitalisasi sistem pemerintahan untuk memudahkan masyarakat dan memberikan edukasi secara efektif kepada masyarakat," papar Suyitno.
Terakhir, Suyitno menyinggung tentang judi online yang belakangan ini sangat marak merusak ekonomi dan moralitas bangsa.
Ia menuturkan, uang yang beredar di situs judi online sudah berjumlah 327 triliun rupiah pada tahun 2023. berdasarkan hasil penelitian ada 3,2 juta penduduk indonesia bermain judi online.
"Yang mengerikan, kasus yang baru-baru ini terjadi, ada beberapa ASN yang juga terlibat judi online, bahkan ASN tersebut termasuk kedalam kementerian yang mengurusi pemberantasan judi online ini," ungkap Suyitno.
Pelajarannya adalah, apapun bentuk judinya, jika sudah terlibat, hal itu bukan hanya merugikan diri kita, tetapi juga semua pihak yang berhubungan dengan kita, mulai dari keluarga, lembaga dan lain sebagainya.
"Tugas kita sebagai ASN, internet ini seperti mata pisau, di satu sisi bisa memberi manfaat dan edukasi namun disisi lain juga bisa merugikan, maka bijaklah menggunakan internet, semata-mata untuk mengedukasi," tutupnya.