Menembus Perbukitan untuk Menyuluh: Kisah Inspiratif Ayyu Ulul Azmi, Peserta Latsar CPNS Kemenag 2025
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 2 November 2025
  • 13x Dilihat
  • Berita

Menembus Perbukitan untuk Menyuluh: Kisah Inspiratif Ayyu Ulul Azmi, Peserta Latsar CPNS Kemenag 2025

Palembang (BDK Palembang) – Di tengah perbukitan Kecamatan Ulu Ogan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, sosok Ayyu Ulul Azmi, S.E.Sy hadir membawa cahaya dakwah. Peserta Latsar CPNS Kementerian Agama Tahun 2025 di Balai Diklat Keagamaan Palembang ini mengemban tugas sebagai Penyuluh Agama Islam Ahli Pertama di wilayah dengan akses jalan yang menantang, jaraknya mencapai sekitar 85 kilometer dari tempat tinggalnya.

Sebelum menjadi penyuluh, Ayyu telah mengabdikan diri hampir sepuluh tahun sebagai guru di pondok pesantren. Pengalamannya selama itu menumbuhkan keprihatinan terhadap menurunnya pemahaman akhlak dan dasar-dasar agama di kalangan anak dan remaja. “Banyak generasi muda yang belum memahami dasar-dasar Islam. Dari situ muncul keinginan saya untuk turun langsung ke masyarakat, terutama membimbing para orang tua agar mampu memberikan pendidikan agama sejak dini,” ungkapnya.

Kini, sebagai penyuluh, keseharian Ayyu diisi dengan jadwal yang padat. Ia aktif mengisi 19 majelis taklim di tujuh desa, membina TPA dan rumah tahfidz, serta memberikan penyuluhan di sekolah lansia sebagai bagian dari dukungan terhadap program pemerintah. Dalam setiap kegiatan, ia selalu memegang pesan gurunya, KH. Hasan Abdullah Sahal, “Sampaikanlah walau satu ayat.” Prinsip itulah yang menjadi semangat dakwahnya menembus keterbatasan medan dan jarak.

Tantangan medan di wilayah tugasnya bukan hal ringan. Akses jalan yang sempit, rawan longsor dan banjir, sering kali menjadi ujian tersendiri. Namun semangat Ayyu tak pernah surut. “Antara satu desa ke desa lain berjauhan dan sulit diakses, apalagi saat musim hujan. Tapi melihat antusias masyarakat membuat semua lelah terbayar,” tuturnya dengan senyum.

Salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah ketika mendampingi para lansia belajar membaca Al-Qur’an dari Iqra dengan penuh semangat, tanpa merasa malu atau lelah. Tak hanya itu, anak-anak di wilayah binaannya pun menunjukkan potensi besar dalam seni baca Al-Qur’an. “Alhamdulillah, banyak dari Kecamatan Ulu Ogan yang akhirnya menjadi kontingen MTQ mewakili Kabupaten OKU hingga tingkat provinsi,” ujarnya bangga.

Bagi Ayyu, menjadi penyuluh agama bukan sekadar profesi, melainkan amanah untuk menebar ilmu dan memperbaiki akhlak generasi. “Saya berharap bisa memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Menjadi penyuluh adalah jalan pengabdian,” tutupnya.

Kisah perjuangan Ayyu Ulul Azmi menjadi cerminan semangat ASN muda yang siap mengabdi di mana pun berada. Di balik keterbatasan fasilitas dan beratnya medan, ia membuktikan bahwa pengabdian sejati tidak mengenal batas jarak dan waktu.