MUHASABAH DALAM PROSESI IBADAH HAJI
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 15 Juni 2023
  • 563x Dilihat
  • Berita

MUHASABAH DALAM PROSESI IBADAH HAJI

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ

لاَ شَرِيْكَ لَكَ. 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. 

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاضُيُوْفَ الرَّحْمَن أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ الله, وَاعْمَلُوا الصَّالِحَات وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَات وَاذْكُرُوا اللهَ فِي اَيَّامٍ مَعْلُوْمَت وَاشْكُرُوْا وَاَكثِرُوا التَّلْبِيَّة: 

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ

لاَ شَرِيْكَ لَكَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَ لِلّٰهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ 

       Hadirin wal hadiratul kiram

       Ddhuyufurrahman yang dimuliakan Allah, 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ Puji syukur kita sanjungkan kepada Allah

سُبْحَانَ لِلّٰهِ Maha Suci Allah kita lisankan hanya untuk Allah

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ kita kukuhkan hanya untuk Allah

اللهُ أَكْبَرُ Allah Maha Besar kita syi’arkan di alam semesta ini,

 Mengapa dan kenapa kita dianjurkan untuk berdzikir dengan kalimat dzikir tersebut? Karena Dia (Allah) telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

       Kaum muslimin wal muslimat jamaah haji rahimakumullah,

       Saat ini kita sedang merasakan nikmat Allah yang paling tinggi, karena kita ditakdirkan berada di Padang Arafah sentra ibadah haji kaum muslimin-muslimat di seluruh dunia. Di tempat inilah, 14 Abad yang lalu Rasulullah Saw., melaksanakan wukuf. Di tempat inilah pula Rasulullah Saw., menyampaikan khutbatul wada (khutbah perpisahan) karena setelah selesai melaksanakan ibadah haji, beberapa bulan kemudian beliau wafat, meninggalkan kita semua, meninggalkan para sahabat waktu itu, ruh beliau keluar untuk menghadap Allah Rabul Alamiin.

       Mari kita sadari dan kita tingkatkan rasa syukur kepada Allah, bahwa tidak semua orang muslim memiliki kesempatan untuk hadir di sini menunaikan ibadah haji. Kami yakin, hanya dengan rahmat Allah kita bisa hadir di sini. Kita melihat langsung banyak kaum muslimin yang diberi kemampuan harta yang melimpah, mereka keliling dunia, namun mereka tidak diberikan hidayah untuk pergi ke tempat ini. Bahkan banyak saudara-saudara kita yang sering membangga-banggakan, bahwa dirinya sering melanglang buana, pergi ke tempat-tempat rekreasi, namun apabila kita tanya: Kapan melaksanakan umrah atau haji. Mereka menjawab: Kapan-kapan saja.

       Hadirin wal hadirat sekalian,

       Padahal mereka sebenarnya di ancam oleh Allah Swt. melalui sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi Ra:

مَنْ لَمْ تَحْبِسْهُ حَاجَةٌ ظَاهِرَةٌ أَوْمَرَضٌ حَابِسٌ أَوْسُلْطَانٌ جَائِرٌ وَلَمْ  يَحُجَّ فَلْيَمُتْ 

اِنْ شَاءَ يَهُوْدِيًّ اوَاِنْ شَاءَ نَصْرَانِيًّا.

       Barangsiapa tidak menghalanginya hajat yang nyata atau sakit yang bisa mencegah atau karena pemimpin yang zalim lalu ia tidak berhaji maka silakan ia mati dalam keadaan Yahudi atau Nasrani. (HR Baihaqi)

       Kita hadir di tempat yang dimuliakan ini, dimana Rasulullah Saw., mengumpamakan bahwa Padang Arafah ini adalah miniaturnya Padang Mahsyar kelak nanti di akhirat. Yakinlah bahwa hanya karena rahmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kita, kita bisa melaksanakan ibadah haji. Sebagaimana difirmankan Allah dalam hadits Qudsi dari riwayat Imam Tirmidzi: 

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَقُوْلُ عَزَّوَجَلَّ اِنَّ عَبْدًا صَحَّحْتُ لَهُ جِسْمَهُ وَوَسَّعَتُ

عَلَيْهِ فِى الْمَعِيْشَةِ فَمَضَى عَلَيْهِ خَمْسَةُ أَعْوَامٍ لَا يَفِدُاِلَىَّ لَمَحْرُوْمٌ

        Rasulullah Saw bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: Sungguh seorang hamba itu Aku sehatkan jasmaninya dan Aku lapangkan rezekinya. Kemudian melampaui lima tahun tidak haji atau umroh kepadaKu, pastilah itu orang yang terhalang rahmat. (HR Ibnu Hibban).

       Dhuyufurrahman…

       Jama’ah haji rahimakumullah

       Kita berharap, mudah-mudahan wukuf dan ibadah-ibadah kita lainnya di tanah suci ini diterima oleh Allah Swt. lalu untuk menyempurnakan momentum mulia ini, mari kita lisankan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah sosok manusia mulia yang telah membimbing kita ke jalan ridha-Nya. Jangankan kita sebagai hamba Allah yang awam dan serba lemah ini, Allah saja bersama malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ

       Pada saat wukuf ini saya selaku khatib mengajak kepada kita semua untuk bermuhasabah. Kehadiran kita di tempat ini berasal dari daerah dan tempat yang berbeda-beda. Kita semua disatukan oleh Allah dalam keragaman budaya dan adat istiadat. Kita disatukan oleh Allah dari etnis yang berbeda, bahkan kita disatukan oleh Allah dari status sosial yang berbeda. Di sini kita bersatu tanpa memandang ras, warna kulit dan antar golongan, Semua kita disini menyandang predikat yang sama, yakni hamba Allah, kita tidak mempunyai gelar duniawi, akan tetapi gelar sebagai hamba Allah yang dha’if, yang senantiasa berharap dan meminta kepada Sang Maha Diraja Penguasa Alam Semesta. Dialah Allah yang telah mengaruniai kita rizqi sehingga kita berkumpul di tempat ini.

        Hadirkanlah hati, jiwa dan fu’ad kita hari ini, suasana kekhusukan dan ketawadhu’an untuk berusaha bertaqarrub kepada Allah Swt. Dengan demikian rahmat Allah akan dicurahkan kepada kita dan dengan wasilah rahmat ini pula ampunan dan surganya akan kita raih:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ  

       Maka, berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. 

        Dhuyufurrahman…

       Jama’ah haji rahimakumullah

        Kita disadarkan oleh Allah tentang perilaku kita, yang mungkin saja kita telah berlaku kasar terhadap suami, isteri dan anak-anak kita. Kita telah disadarkan oleh Allah melalui ayat ini agar kita lebih mengedepankankan prilaku yang baik, perangai terpuji dan senantiasa menjaga sopan santun. Kita disadarkan melalui ayat ini agar hati kita menjadi perasa, melahirkan sifat empati dan menumbuhkan sikap simpati terhadap sesama kita yang masih membutuhkan uluran tangan kita.

       Jangan sampai terjadi alih-alih akan dan menginginkan sesuatu yang diharapkan, justeru sikap negatif dan sifat tak terpuji yang kita tampilkan, mengakibatkan semakin jauhnya kita dengan sesama yang ada di sekitar kita. Tebarkanlah gimik muka dan aura wajah kita yang menyejukkan dan menentramkan, berdiskusilah untuk mencairkan suasana yang jumud dan perasaan hati yang keras menjadi cair dan penuh kesahajaan. 

       Jama’ah haji rahimakumullah

       Hindarilah sipat ke-aku-an, enyahkanlah sifat egosentris yang sering menjadi cerminan tindakan dan perilaku kita, dengan cara menyelami nilai-nilai keagungan dzikir yang saat ini sering kita lantunkan. Ambilah makna filosofis dari pakaian yang sedang kita sandang hari ini. Hanya selembar kain yang disarungkan dan hanya selembar kain untuk dijadikan selendang. Inilah pakaian ihram, inilah pakaian kebesaran kita dan inilah pakaian yang akan kita sandang pada saat kita mati. Kita tidak sedang mengenakan pakaian yang sangat baik dengan dasar kain yang super mahal dan mode terbaru. Perhiasan yang sering kita pamerkan di depan orang lain tidak akan dibawa mati, semua ditinggalkan, isteri yang cantik, suami kita yang tampan gagah berwibawa, anak-anak kita yang menyenangkan hati manakala kita tatap, itupun akan kita tinggalkan, hanya amal perbuatanlah yang akan setia mengawani kita.

      Jamaah Haji rahimakumullah,

      Mari kita bercermin pada secuplik kisah agar kita sadar, bahwa kita saat ini sedang diberikan pelajaran oleh seorang anak dan ayahnya, tentang makna pengorbanan kepada Allah dalam segala hal pada kehidupan ini, itulah Ibrahim As., dan anaknya Ismail As. Mari kita teladani, jadikan uswah bagi kita semua baik dari sisi ucap, sikap dan perilaku mereka berdua. 

       Wahai generasi Ismail masa kini, kalian suatu saat akan menjadi orang tua, jadilah Ibrahim-Ibrahim masa yang akan datang. Jadilah kalian Ismail-Ismail yang memiliki pikiran cerdas dan berkualitas, hati tulus dan ikhlas, ucapannya lugas dan pantas. Perhatikan ucapan Ismail saat ayahnya mengayunkan pisau untuk memotong leher Ismail. Ismail berkata:

       Wahai ayah, ikatlah kaki dan tangan saya kuat-kuat, agar gelepar tubuh saya tidak membuat ayah bimbang. Telungkupkanlah tubuh saya, sehingga muka menghadap ke tanah, supaya ayah tidak sedih melihat wajah saya. Tutuplah wajah saya dengan kain hitam agar saya tidak melihat ayah bersedih karena ditinggalkan saya pergi menghadap Allah. Ayah, jagalah darahku jangan sampai memerciki pakaian ayah karena bisa menyebabkan perasaan iba, sehingga akan mengurangi pahala. Dan asahlah pisau itu tajam-tajam ayah, agar penyembelihan berjalan lancar. Wahai ayah, baju saya yang berlumuran darah nanti, bawalah pulang dan serahkan kepada ibu. Ayah, sampaikanlah salamku kepada ibu, semoga beliau bersabar menerima ujian ini.

       Menyaksikan tragedi penyembelihan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah hidup manusia, menyebabkan malaikat Jibril kagum. Jibril berkomentar menyaksikan anak dan ayah yang sedang diselimuti rasa cinta kepada Allah telah mengalahkan segala-galanya, terdengar ucapan Jibril: 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

 Nabi Ibrahim As. menyambung ucapan Jibril:

لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ اللهُ أَكْبَرُ

Lalu disambung pula oleh Ismail: 

اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اَلْحَمْدُ 

       Allahu Akbar, pengorbanan yang tak sia-sia, dan ketulus ihlasan yang luar biasa dua hamba Allah ini diganti dengan seekor kambing yang gemuk, semoga ketulusikhlasan hamba Allah yang sedang melaksanakan ibadah Haji dan yang melaksanakan ibadah kurban diterima oleh Allah Swt. Aamiin.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. 


Khutbah ke-2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ

 أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،

أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ،

أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ

عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا

إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،

فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

Ya Allah Ya Arhamarrahimiin,

        Ya Allah Ya Rabbi, dzat yang maha suci, kami hadir di tempat ini dengan berharap kepada-Mu, berkahilah umur kami yang telah lalu dan rahmatilah umur kami yang masih tersisa. Kami bersimpuh memohon ridha dan ampunan-Mu agar kami menjalani kehidupoan yang masih tersisa ini senantiasa mau dan mampu mendekat diri kepada-Mu dengan berbagai amal ibadah kepada-Mu.

       Ya Allah Ya Azizul Jabbar,

       Anugerahkan kasih sayang Mu pada kami yang senangtiasa mengharapkan cinta-Mu, peliharalah kami semua dengan genggaman kasih sayang-Mu yang tak pernah hilang. Sempurnakanlah keimanan dan ketakwaan kami untuk tetap beribadah kepada Mu. Ampunilah dosa-dosa kami, orang tua kami dan guru-guru kami yang telah mendidik kami, terimalah segala amal ibadah kami.

       Ya Allah Ya Ahadush-shamad,

       Karuniakanlah kepada kami haji yang mabrur, sa’i yang penuh syukur, dosa yang terampun dan usaha yang makmur. Ya Allah yang mengetahui apa yang terkandung dalam diri sanubari, tunjukkanlah cahaya iman yang suci dan keluarkan kami dari kegelapan hati. 

       Ya Allah, Ya Ghafururrahiim,

       Kami mohon keselamatan dalam meniti kehidupan di dunia yang fana ini, selamat dalam perjalanan menuju ridha dan surga-Mu yang penuh kedamaian. Wahai Allah yang berhak atas segala sesuatu, kami berlindung kepada-Mu dari siksa api neraka, dan kami berlindung dari siksa kubur, dan kami berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan kehidupan serta berlindung kepada-Mu dari fitnah kematian dan fitnah kejahatan dajjal. Rengkuhlah kami dalam deklapan kasih sayang-Mu. Tolonglah kami dalam kemarhamahan penuh cinta. Aamiin…

      

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، 

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ

 الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً

 وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. 

اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا

 وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَ توبة نَصُوْحًا.

اَللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً

 وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ يَا عَالِمَ مَا في الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ .

 عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى

 عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ