Pentingnya Solidaritas dan Solidaritas sebagai Modal Sosial Pembangunan Negeri
Palembang (09/11) – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang mengadakan upacara dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dilapangan BDK Palembang, pada Minggu (10/11/2024).
Upacara ini terasa istimewa karena yang bertindak sebagai pembina adalah Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Amien Suyitno, M.Ag.,. Turut hadir dan mendampingi dalam upacara peringatan hari Pahlawan tersebut adalah Kepala Balai Litbang Agama (BLA) Jakarta, Irhason, S.S. M.Ed., Kepala BDK Palembang, Dr. H. Saefudin, S.Ag. M.Si., Kasubbag TU, H. Mukmin, S.H.I. M.Sy.,.
Prosedur upacara dilaksanakan dengan khidmat oleh seluruh pegawai BDK Palembang mulai dari menyanyikan lagu Indonesia Raya sampai dengan penyampaian amanat oleh pembina upacara.
Dalam amanatnya, Prof. Suyitno menyampaikan bahwa, semangat solidaritas dan motivasi bersama menjadi bahan sekaligus peluang yang harus kita ilhami dari para pahlawan yang telah mendahului kita.
“Meski tugas para pahlawan telah selesai dan berhasil mewujudkan NKRI, maka berikutnya diharapkan muncul pahlawan-pahlawan baru yang membawa harapan dan melakukan tindakan terhormat, membangun negeri,” ucapnya.
Ia juga menenkan, peringatan hari pahlawan dari tahun ke tahun tidak sekedar mengulang-ulang sejarah seremonial, tetapi lebih dari pada itu, harus berhasil melakukan inovasi baru.
“Pada akhirnya, jangan pernah lelah untuk berbuat yang terbaik dan meneladani para pahlawan kita, mari kita implementasikan sifat-sifat kepahlawanan ditengah masyarakat kita yang plural dan penuh atensi besar,” tutupnya.
Terakhir, sebelum menutup amanatnya, Prof. Suyitno menyampaikan arahan langsung dari Presiden terkait pentingnya gerakan solidaritas nasional.
“Bahwa betapa pentingnya membangun solidaritas sekaligus soliditas, karena sebagai modal sosial pembangunan dibutuhkan keduanya, baik soliditas maupun solidaritas, dan peringatan hari pahlawan ini harus mencerminkan betapa pentingnya 2 kata kunci itu,” tegasnya.
“Dengan adanya penguatan moderasi beragama ini, dapat menjadi wadah kita semua untuk bersama-sama membangun negeri ini, lintas budaya dan lintas agama, dalam konteks moderasi beragama,” tutup Saefudin.
Dalam kesempatan itu, Prof. Suyitno yang membuka acara secara resmi menyampaikan bahwa, berdasarkan hasil penelitian Balitbangdiklat Kemenag RI, sebanyak 270 juta penduduk Indonesia adalah pengguna aktif internet, dan temuan baru-baru ini mengungkapkan bahwa hampir sebagian besar insersi intoleransi dan isu-isu radikalisme yang bertentangan dengan moderasi beragama itu disebarkan melalui internet.
“Untuk itu pentingnya kerjasama dalam penguatan moderasi beragama untuk memerangi radikalisme dan intoleransi yang tersebar di media maya,” Pungkasnya.
Sesi Dialog Publik berjalan dengan sangat interaktif dengan dua narasumber terkemuka yakni Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama, Drs. K.H. Mal An Abdullah dan Guru Besar UIN Raden Fatah, Prof. Dr. Rr. Rina Antasari, yang sangat terbuka menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kalangan mahasiswa.
Prof. Suyitno dalam sesi wawancara menuturkan tema penguatan moderasi beragama dalam dialog publik dengan mahasiswa ini memang sangat penting karena salah satu ekosistem moderasi beragama adalah keterlibatan kampus dalam membangun moderasi beragama.
“Politeknik Sriwijaya ini sangat punya potensi untuk mengembangkan potensi budaya lokal yang mana hal itu merupakan salah satu instrument indikator moderasi beragama,” jelasnya.
Senada dengan Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kementerian Agama RI, Wakil Direktur 4 Politeknik Negeri Sriwijaya, Drs. Zakaria mengatakan penguatan moderasi beragama ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa.
“Kegiatan semacam ini memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa sehingga nantinya, dengan keanekaragaman mahasiswa yang ada di Politeknik Negeri Sriwijaya ini, akan tercipta kerukunan moderasi beragama,” tutupnya.
5 Mei 2021
26 Juli 2021
27 Januari 2021
28 April 2022