Penuhi Kriteria
  • 2 Maret 2021
  • 4560x Dilihat
  • Berita

Penuhi Kriteria "APIK" agar KTI menjadi Hasil Pengembangan Profesi

PALEMBANG - Selama lebih kurang satu pekan sejak tanggal 22 hingga 27 Februari, sebanyak 35 pegawai yang menduduki jabatan fungsional di Wilayah Kerja Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang mengikuti Pelatihan Teknis Karya Tulis Ilmiah (KTI) Angkatan II. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pegawai tentang KTI.

Antusiasme peserta pelatihan sangat tinggi sejak hari pertama pelatihan tersebut. Hal itu tidak terlepas dari dorongan semangat oleh para widyaiswara yang berkesempatan menjadi fasilitator pengajar dalam pelatihan.

Di awal pelatihan, para widyaiswara menyampaikan pentingnya KTI bagi para pegawai yang menduduki jabatan fungsional. KTI dapat menjadi salah satu sub unsur kegiatan pegawai yang dapat dinilai sebagai angka kredit, sehingga KTI memiliki peran dalam pengembangan profesi pegawai.

H. Gusman, S.Ag., M.Pd, salah seorang widyaiswara yang menjadi fasilitator pengajar pada pelatihan tersebut menyampaikan “kriteria APIK” yang ia kutip dari Suharjono (2006). Kriteria APIK merupakan syarat agar KTI dapat menjadi sebuah hasil pengembangan profesi. APIK merupakan akronim dari kata Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten.

Kriteria “Asli” berarti KTI merupakan karya penulis, bukan karya orang lain, bukan pula dibuatkan oleh orang lain, atau menggunakan karya orang lain. Kriterian “Perlu” berarti KTI merupakan hasil sebuah usaha pemecahan masalah yang diperlukan oleh penulis dalam pengembangan profesi dan harus jelas manfaatnya. Kriteria “Ilmiah” berarti KTI merupakan kajian permasalahan di khasanah keilmuan yang berdasarkan kriteria kebenaran ilmiah bukan praduga, mitos, akal sehat, atau asumsi dan menggunakan metode ilmiah serta ditulis dengan tata cara penulisan ilmiah. Dan terakhir, “Konsisten” berarti KTI harus mengangkat permasalahan yang sesuai dengan kompetensi dan profesi penulis.

Pada akhir pelatihan, widyaiswara berharap para peserta pelatihan dapat langsung membuat KTI sesuai bidang keilmuan/profesi masing-masing. Sehingga pelatihan ini memiliki output yang berwujud dan jelas, bukan sekedar membagi ilmu yang tidak lama bisa terlupakan.