Prof.Dr.Muhammad Quraish Shihab Mengisi Acara Tausyaih Isra Mi’raj DWP Kementerian Agama RI
  • 22 Maret 2021
  • 952x Dilihat
  • Berita

Prof.Dr.Muhammad Quraish Shihab Mengisi Acara Tausyaih Isra Mi’raj DWP Kementerian Agama RI

PALEMBANG – Dharma Wanita Persatuan Balai Diklat Keagamaan Palembang mengikuti acara peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1442 H bersama Prof.Dr. Muhammad Quraish Shihab dengan tema “Isya Mi’raj Sebagai Motivasi Moderasi Beragama”. Acara ini dilakukan secara online melalui aplikasi virtual Zoom Meeting.  Acara ini dihadiri oleh DWP Unsur Pelaksana, DWP PTKN, DWP Kanwil Kemenag Provinsi, DWP Kankemenag kab/kota, DWP UPT Asrama Haji, DWP BDK dan Litbang Agama se Indonesia. Acara dimulai pada pukul 07.30 WIB s.d selesai. (19/03)

Dalam tausyiah nya beliau menyampaikan bahwa  Apa yg dimaksud dengan Moderasi beragama dan yg dimaksud dengan beragama?dan apa pula yang dimaksud dengan beragama? Beliau menjelaskan Moderasi adalah suatu kondisi yang kita tetapkan berdasarkan situasi dan keadaan. Ada tiga istilah yang mesti dibedakan dan kalau kita tidak bisa membedakannya kita bisa terjerumus dalam extrimisme yaitu : yang pertama adalah agama dan kedua ilmu agama dan yang ketiga adalah beragama. Agama itu bersumber dari Allah swt dan telah dijelaskan oleh rasul dan agama itu sudah sempurna dan tidak bisa ditambah tambah lagi dan tidak bisa dikurangi lagi.

Dalam kesempatan kali ini Prof.Dr. Muhammad Quraish Shihab meyampaikan mengenai penjelasan moderasi beragama secara terperinci agar tidak ada kesalahan penafsiran dalam pemahaman umat beragama, pembahasannya yaitu pengertian dari moderasi beragama itu sebenarnya apa dan maksud dari beragama itu apa . Beliau menjelaskan moderasi adalah suatu kondisi yang kita tetapkan berdasarkan situasi dan keadaan. Ada tiga istilah yang mesti dibedakan dan kalau kita tidak bisa membedakannya kita bisa terjerumus dalam extrimisme yaitu yang pertama adalah agama, agama itu bersumber dari Allah SWT dan telah dijelaskan oleh rasul dan agama itu sudah sempurna tidak bisa ditambah dan tidak bisa dikurangi. Kedua adalah ilmu agama, ilmu agama itu terlahir dari pemahaman terhadap ajaran agama. Jadi ilmu agama lahir sesudah lahirnya agama dan kalau agama sudah sempurna maka ilmu agama akan terus berkembang hingga sekarang. Agama pasti benar maka ilmu agama bisa bermacam-macam. Ketiga adalah beragama. Beragama  adalah praktek seseorang menyangkut agama dan pemahaman ilmu agamanya. Sehingga dikatakan ilmu agama itu seperti hidangan tuhan dan yang membedakan dan yang mempersiapkannya itu adalah ulama. Jadi silahkan dipilih yang sesuai dengan selera anda dan sesuai dengan anda dan jangan salahkan orang lain.

Beliau becerita bahwa sebelum terjadinya peristiwa perjalanan spiritual rasullullah saw, didalam riwayat dikatakan bahwa malaikat Jibril menghidangkan kepada nabi sebuah minuman yang disebut minuman selamat datang. Minuman selamat datang ini ada dua jenis yaitu susu dan minuman keras, kemudian rasul memilih susu. Ketika rasul memilih susu maka malaikat Jibril berkata “Engkau telah memilih fitrah kalau kau memilih minuman haram itu bisa membingungkan dan menyesatkan”. Fitrah manusia adalah pertemuan intelektual dan spiritual . pertemuan antara ruh dan jasad manusia. Peristiwa Isra Mi’raj ini adalah lambang dari fitrah oleh karena itu peristiwa ini bukan hanya peristiwa spiritual semata -mata ada keterlibatan jasmani. Yang ingin diwujudkan melalui peristiwa ini adalah Isra Mi’raj mestinya mendorong dan memotivasi kita untuk melakukan moderasi beragama.

Terakhir beliau menegaskan “Jangan pisahkan antara intelektual dan spiritual. Letakkanlah sedikit akal di hati anda dan letakkanlah pula sedikit rasa di akal anda. Sehingga kita bisa moderat”. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam konteks moderasi itu salah satu yang terpenting adalah menggabungkan antara akal dan rasa, menggabung antara spiritual dan harfiah. Jangan dendam dalam materialism, jangan pula dendam dalam spiritualitas. Gabungkanlah kedua nya karena itu fitrah, karena itu moderasi beragama adalah inti agama, inti pengamalan agama, inti keberagamaan moderasi sehingga kita bisa menerapkan moderasi beragama.