Tim Irjen Kemenag Dampingi BDK Palembang dalam Manajemen Kerumahtanggaan
PALEMBANG (19/9) – Sesuai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, Tim Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenag pada Selasa datang bertandang ke BDK Palembang. Kunjungan tersebut beragendakan “Pendampingan Manajemen Kerumahtanggaan pada Balai Diklat Keagamaan Palembang”. Tim Irjen diketuai oleh Mohammad Fatkhur Rohman serta beranggotakan Siti Widya Herlina, Saeful Muaji dan Ivan Firdaus.
Kedatangan Tim Irjen disambut langsung oleh Kasubbag Tata Usaha BDK Palembang H. Mukmin, S.H.I., M.Sy. Mereka diterima di Ruang Rapat BDK Palembang, dimana Tim Kerja Perencana, Tim Kerja Keuangan, Tim Kerja BMN beserta PPK dan pejabat pengadaan sudah menanti.
Sebelum Tim Irjen memulai pendampingan, Mukmin mengucapkan permohonan maaf karena Kepala BDK Palembang Dr. H. Saefudin, S.Ag., M.Si. berhalangan hadir di lokasi karena harus menghadiri agenda lain di luar kota. Ia juga menyampaikan selayang pandang BDK Palembang secara singkat.
“BDK Palembang saat ini memiliki pegawai sebanyak 82 orang, dan alhamdulillah ada 5 orang PPNPN yang lolos ujian PPPK dan reformulasi PPPK pada tahun ini,” terang Mukmin. “Sesuai instrujksi Menteri Agama terkait realisasi anggaran, alhamdulillah per Juli 2023 lalu BDK Palembang bisa mencapai realisasi sebesar 72%.
“Selamat datang di BDK Palembang. Mohon berkenan bisa memberikan bimbingan dan arahan untuk kami semua,” sambung Mukmin.
Fathkur Rohman yang mengetuai Tim Irjen kemudian mengungkapkan terima kasih untuk sambutan BDK Palembang, serta menyatakan maksud dan tujuan kedatangan Tim Irjen Kemenag ke BDK Palembang.
“Kedatangan kami bermaksud untuk melakukan monitoring dan memotret secara umum manajemen kerumahtanggaan di BDK Palembang,” ujar Fatkhur Rohman. “Saya juga ingin belajar kepada teman-teman di sini tentang pengelolaan kerumahtanggaan.
Lebih lanjut, Fatkhur Rohman juga mengungkapkan jika BDK Palembang merupakan salah satu satker sampel di lingkungan Balitbang Diklat Kemenag yang menjadi percontohan dalam pengelolaan kerumahtanggaan dan anggaran.
“Ini adalah sampling ke-32 yang sudah kita laksanakan. Kita diminta pimpinan untuk sampling ke BDK Surabaya, BDK Padang, BDK Palembang, dan BDK Bandung,” terangnya.
Alasan dipilihnya BDK Palembang sebagai sampel, menurutnya, karena tidak adanya temuan yang bersifat materiil dan siginifikan setiap BDK Palembang diperiksa oleh auditor, dan semya tindak lanjut hasil penemuan dapat dengan cepat teratasi.
Tim Irjen Kemenag dalam kunjungannya lebih berfokus mempelajari tentang penatausahaan BMN, khususnya stok opname di BDK Palembang.
“Saya akan lebih banyak tanya jawab dan diskusi dengan BDK Palembang. BDK tentunya punya pola pengadaan tersendiri yang membuatnya unik daripada Kantor Kemenag,” pungkas Fatkhur Rohman. Tanya jawab antara Tim Irjen Kemenag dan Tim Kerja BMN kemudian dilakukan, demikian pula dengan konfirmasi terkait pengisian kuesioner yang telah dibagikan sebelumnya. (Ed_)