UIN Raden Fatah Palembang Hidupkan Kembali Peringatan Isra Miraj 1446 H
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 4 Februari 2025
  • 10x Dilihat
  • Berita

UIN Raden Fatah Palembang Hidupkan Kembali Peringatan Isra Miraj 1446 H

Palembang (4/2) – Dalam rangka peringatan Isra Miraj 1446 H, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang menghadirkan Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar sebagai narasumber dalam acara bertema "Pembinaan Rohani dan Mental Civitas Akademika UIN Raden Fatah Palembang." Acara ini berlangsung di Masjid Darul Mutaqien pada Selasa (04/02/2025) dan dihadiri oleh Wakil Rektor, para pimpinan universitas, perwakilan Kanwil, Kepala BDK Palembang, para Dekan Fakultas, Wakil Dekan, dosen, mahasiswa, serta mahasantri.

 

Plt. Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Muhammad Adil, M.A., dalam sambutannya menegaskan pentingnya menghidupkan kembali peringatan hari besar Islam dilingkungan kampus sebagai bagian dari penguatan nilai-nilai spiritual civitas akademika.

 

"Sengaja kita sepertinya sudah rindu dengan kegiatan hari peringatan hari besar agama Islam di UIN RF, rasa-rasanya cukup lama kita tidak mengingat hari besar di kampus kita. Oleh karena itu, mulai hari ini kembali menghidupkan peringatan-peringatan hari besar Islam. Kita mulai di masjid, tidak di gedung. Mudah-mudahan ini merupakan awal kebangkitan kita untuk sekian kalinya UIN Raden Fatah Palembang, insyaAllah setelah ini kita mulai bersinergikan kegiatan kita yang ada di Ma'had dan ada di masjid," ujar Prof. Adil.

 

Beliau juga berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat terus dipertahankan karena akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa di masa mendatang.

 

"Saya yakin dan percaya insyaAllah berapa tahun ke depan akan memanen hasilnya jika kegiatan ini terus-menerus kita jaga. Kegiatan yang ada di Ma'had dengan yang ada di masjid insyaAllah mahasiswa UIN RF akan menunjukkan kualitasnya di kemudian hari," tutupnya.

 

Sementara itu, dalam tauziahnya, Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar menekankan bahwa Isra Miraj adalah mukjizat terbesar yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia biasa.

 

"Isra dan Miraj dalam ajaran kita adalah mukjizat yang paling besar, yang hanya dirasakan oleh Nabi Muhammad sendiri, yang tidak bisa masuk ke nalar manusia biasa. Allah saja menghormati hamba-Nya yang mulia itu. Allah tidak ciptakan manusia di dunia ini yang lebih mulia dari Muhammad, maka dari itu kita muliakan. Perjalanan yang disebutkan dalam Al-Qur'an adalah suatu malam, sampai ke langit ketujuh. Jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, itu Subhanallah," ujarnya.

 

Beliau juga menegaskan bahwa shalat memiliki peran sentral dalam kehidupan seorang Muslim dan harus ditegakkan dengan disiplin, termasuk dalam lingkungan akademik.

 

"Maka dari itu, Rasulullah mengingatkan kita untuk menghargai banyak orang yang berjasa. Perguruan tinggi harus menyampaikan pesan-pesan ini sebagai amanah. Nabi naik ke langit ketujuh dan menerima perintah untuk sholat. Sholat itu wajib. Untuk tenaga pengajar, sebelum mengajar, tanyakan kepada mahasiswa apakah sudah sholat. Kalau belum, jangan izinkan mereka masuk kelas," tegasnya.