Upacara HGN : Merawat Semesta dengan Cinta, Mengabdi Tanpa Batas
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 25 November 2025
  • 18x Dilihat
  • Berita

Upacara HGN : Merawat Semesta dengan Cinta, Mengabdi Tanpa Batas

Palembang, (25/11) —  Sedikit gerimis, suasana khidmat menyelimuti halaman Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang. Seluruh pegawai, baik ASN maupun honorer, berdiri tegak dengan penuh hormat mengikuti Upacara Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2025. Meski hujan tipis membasahi bumi, semangat para peserta tidak surut, justru menambah nuansa haru dan kesyahduan peringatan yang sarat makna ini.  

Upacara dipimpin langsung oleh Kasubbag TU BDK Palembang, H. Mukmin, S.HI, M.Sy, yang bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau mengutip pesan Menteri Agama RI bahwa guru adalah pilar utama pembangunan bangsa, profesi yang melahirkan profesi-profesi lain, dan sumber cahaya yang menuntun generasi menuju masa depan. Tema Hari Guru Nasional tahun ini, “Merawat Semesta dengan Cinta”, ditegaskan sebagai panggilan luhur agar pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menumbuhkan karakter, welas asih, dan tanggung jawab terhadap sesama serta lingkungan.  

Suasana semakin menyentuh hati ketika Widyaiswara Muda, H. Dedy Darmawan, S.Ag, M.Pd.I, memimpin doa. Dengan lantunan penuh penghayatan, doa itu mengalir sebagai ungkapan syukur dan penghormatan atas jasa para guru. Dalam bait-bait doa, guru digambarkan sebagai pelita dalam gulita, penuntun jalan menuju surga, dan teladan yang jasanya terpatri dalam sanubari. Doa itu memohonkan keberkahan, kesehatan, serta kebahagiaan bagi para guru, agar dedikasi mereka terus menjadi amal jariah yang mengalir sepanjang masa.  

Gerimis yang turun seolah menjadi simbol cinta alam semesta, menyatu dengan tema besar peringatan tahun ini. Setiap tetes hujan yang membasahi bumi seakan menjadi saksi atas ketulusan pengabdian guru, yang dengan sabar dan ikhlas menanamkan ilmu serta nilai-nilai kehidupan.  

Upacara Hari Guru Nasional di BDK Palembang tahun ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum refleksi mendalam. Ia mengingatkan bahwa di balik setiap pencapaian bangsa, ada tangan-tangan guru yang bekerja tanpa lelah, doa-doa guru yang dipanjatkan dengan tulus, dan cinta guru yang tak pernah padam.  

Dengan penuh haru, seluruh peserta upacara menundukkan kepala, menyadari bahwa jasa guru adalah cahaya yang tak ternilai, yang akan terus menerangi perjalanan bangsa menuju masa depan yang bermartabat dan cerdas.