BDK Palembang Hadirkan Manajer Program PalTV Tingkatkan Program eLTV
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 19 September 2024
  • 94x Dilihat
  • Berita

BDK Palembang Hadirkan Manajer Program PalTV Tingkatkan Program eLTV

Palembang (19/9) – Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang bawa pengajar dari PalTV untuk meningkatkan kinerja tim media eLTV di Studio eLTV, Kamis (19/09/2024).

 

Kepala BDK Palembang, Dr. H. Saefudin, S.Ag., M.Si berharap dengan datangnya mitra dari stasium televisi (TV) dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari tim media di eLTV agar lebih baik ke depannya. 

 

”eLTV sebagai media pembelajaran terus berbebanah baik secara penguatan mulai dari kelengkapan peralatan dan SDMnya kita tingkatkan, kita sudah bermitra dengan stasiun tv, hari ini kita sharing untuk saling menguatkan dan mempelajari proses produksi, penguatan dari mitra dari luar ini sangat penting agar eLTV dapat lebih berkualitas,” harapnya. 

 

Manajer Program PalTV, Juliadi mengatakan dalam program berita ada tiga tahapan yang wajib dilaksanakan tim media, mulai dari kesiapan awal dengan menyiapkan tema, susunan tim, kapan mulai dan narasumber.

 

”Di dalam program itu ada pembagian pra produksi, produksi dan pasca produksi. Seluruh program yang ingin kita produksi itu ada di pra produksi mulai dari produsernya, tim, tema yang akan kita buat dalam program itu, siapa narasumber, kapan produksi dan tayangnya. Narasumber harus sesuai dengan tema yang akan kita ambil,” katanya

 

Jul menyampaikan teknik pengambilan diluar dan dalam ruangan mempunyai banyak perbedaan karena fokus pencahayaan di luar lebih susah sebab mengandalkan sumber cahaya matahari yang mudah berubah-rubah berbeda dengan dalam ruangan yang bisa di setting.

 

”Ketika naskah sudah siap selanjutnya produksi itu masuk ke bagian studio baik outdoor maupun indoor. Kalau di studio lebih bagus dari luar karena pencahayaannya stabil diluar pencahayaan kadang berubah, dan audio juga di studio lebih mudah dan tidak ada gangguan seperti dari kendaraan,” sampainya.

 

Ada beberapa alat yang wajib dalam proses produksi program acara sebagai pendukung kesuksesan bukan hanya itu presenter mempunyai karakter yang dapat membawa suasana narasumber dan dapat memahami teks narasi dari tim media.

 

”Yang harus disiapkan ada kamera, clipon, lightting, dan aplikasi pendukung seperti mixer, switcher, komputer dan lainnya. Presenter harus bisa menguasahi narasi agar penonton tidak mudah bosan untuk menonton acara kita,” jelasnya.

 

Ia melanjutkan pembagian waktu produksi program menjadi kunci keberhasilan dalam acara yang dibuat media, setiap program dibagi menjadi beberapa sesi.

 

”Dalam produksi waktu harus bisa dibagi, misal program itu satu jam kita buat dalam empat bagian dengan dibagi menjadi 12 menit setiap sesi dengan iklan tiga menit. Setelah itu jika siaran live maka langsung tayang,” lanjutnya.

 

Tahap selanjutnya adalah proses editing, editor harus mengetahui prosedur media untuk penayangan dalam sebuah program agar hasil dari program sesuai dengan pedoman dan produser bekerja dalam hal penayangan.

 

”Editing ini gunanya untuk mengontrol kecerahan, dan menghilangkan seperti darah yang di blur, anak kecil, pistol karena ada pedomannya. Tim editing harus bisa menguasai pedoman penayangan karena akan diseleksi oleh KPID. Dan nantinya hasil editing di seleksi produser dan jika layak tayang maka ditayangkan,” tuturnya.

 

Jul mengungkapkan isi video disampaikan dengan memenuhi unsur jurnalistik yakni What, Where, Who, When, Why dam How (5W=1H) dengan menggunakan tiga teknik untuk urutan pengambilan video.

 

”Proses pengambilan video berita, kita pilih itu wajib ada 5W+1H, jadi yang kita gambaran kepada permisa itu ini kapan, ini siapa, ini apa. Kita kasih type shoot ada tiga ada wide, medium, dan close up untuk pengambaran kegiatan. Ditentukan tokoh penting atau kepala-kepala lembaga, peserta sebagai objek pengambilan,” ungkapnya.

 

Terakhir ia menjelaskan pengambilan video tidak terlalu panjang hanya 10 detik untuk setiap sesi namun ada beberapa momen ketika narasumber bicara durasi sampai selesai, dalam satu berita terdiri dari 15 video.

 

”Untuk susunan video dibuat lead, narasi, SOT berupa wawancara sebagai pendukung dari berita yang diambil. Pengambilan video atau frame setiap 10 detik sekali nantinya editor hanya akan mengambil empat detik, tiga detik awal dan tiga detik akhir akan dipotong, satu berita terdiri dari 15 frame,” tutupnya.