Kurikulum Cinta: Cetak Siswa Berprestasi dan Berkarakter di Era Merdeka Belajar
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 23 April 2025
  • 10x Dilihat
  • Berita

Kurikulum Cinta: Cetak Siswa Berprestasi dan Berkarakter di Era Merdeka Belajar

Palembang (23/04) – Pada hari ke tiga Pelatihan, Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang, Dr. H. Saefudin, S.Ag., M.Si., memberikan materi tentang Sistem Pelatihan dan Pengembangan SDM Kementerian Agama dalam pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk mata pelajaran Matematika jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Smartclass room BDK Palembang, Rabu (23/04/2025).

 

Dalam materi yang disampaikan, Saefudin mengatakan esensi dari kurikulum Cinta adalah tentang memberikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik.

 

“Ini tentang bagaimana seorang guru atau tenaga pendidik itu tahu betul karakter anak didiknya, ada anak-anak yang pendiam, ada yang hiperaktif, ada yang suka mem-bully teman-temannya, ada yang kurang bisa bergaul dengan teman sebaya dan lain sebagainya,” jelas pria kelahiran Gresik.

 

Disinilah kemudian para guru dan tenaga pendidik didorong untuk tahu seperti apa karakteristik siswa yang di didiknya. Kurikulum Cinta itu mendorong agar bagaimana selain kita mencetak siswa yang unggul dalam prestasi, juga mampu menjadikan siswa tersebut pribadi yang berkarakter, memiliki empati, serta mampu berkontribusi secara positif di tengah masyarakat.

 

Lebih jauh lagi, Pria yang akrab di sapa Pak Sae itu mengungkapkan di era saat ini, sudah tidak relevan lagi dengan pola mengajar yang konvensional dengan hanya sekedar menyuruh siswa untuk terpaku dengan buku-buku, tetapi bagaimana pola mengajar itu dilakukan dengan pendekatan Cinta, sehingga siswa benar-benar merasa dekat dengan gurunya.

 

“Merasa seperti mereka mempunyai orang tua disekolahnya, merasa kita hadir saat mereka sedang tidak baik-baik saja, bukan hanya didorong supaya anak tersebut juara pertama dan membanggakan sekolahnya tetapi akhlak dan moralnya tidak dijaga," tambahnya

 

Sebagai penutup, Saefudin menyimpulkan bahwa kurikulum Cinta mendorong bagaimana para siswa itu Hablum Minallah bagus, Hablum Minannas atau hubungan sosialnya bagus, dan terakhir Hablum Minal Alam atau cinta dengan alamnya juga bagus.