Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Dalam implementasinya, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik dalam setiap tingkat jenjang pendidikannya.
Kurikulum Merdeka selain mewujudkan pembelajaran berbasis kebutuhan siswa juga menambah muatan nilai-nilai karakter, yaitu yang disebut dengan profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, Kurikulum ini adalah keberlanjutan dari Kurikulum 2013 dan bisa diterapkan sebagai opsi. Pada masa sebelum dan pandemi, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan penggunaan Kurikulum 2013 kemudian Kurikulum 2013 disederhanakan menjadi kurikulum darurat yang memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran jadi lebih mudah dengan substansi materi yang esensial 

Kurikulum Merdeka di SP/SMK-PK menjadi angin segar dalam upaya perbaikan dan pemulihan pembelajaran yang diluncurkan pertama kali tahun 2021. Pemulihan pembelajaran tahun 2022 s.d. 2024, Kemendikburistek mengeluarkan kebijakan bahwa sekolah yang belum siap untuk menggunakan Kurikulum Merdeka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran, begitu juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari Kurikulum 2013 masih dapat digunakan oleh satuan pendidikan tersebut.
Kurikulum Merdeka sebagai opsi bagi semua satuan pendidikan yang di dalam proses pendataan merupakan satuan pendidikan yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka.Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan lanjutan pasca pemulihan pembelajaran.
KEUNGGULAN KURIKULUM MERDEKA :
Ada beberapa poin unggulan yang menjadi alasan mengapa Kurikulum Merdeka itu penting, yaitu:
1. Lebih Sederhana dan Mendalam
Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.
Dengan materi ajar yang sesuai dengan fase pertumbuhan anak didik, maka mereka akan bisa menikmati sekaligus menganggap materi itu dibutuhkan karena sesuai dengan pengalaman atau hal-hal yang mereka alami.
2. Lebih Merdeka
Kurikulum Merdeka tampil lebih simpel terutama bagi peserta didik jenjang SMA, di mana tidak ada program peminatan di SMA sehingga peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru juga nantinya bisa mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik dalam setiap pertemuan maupun semester. Sekolah pun memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran berbasis materi maupun teori dengan ruang terbatas seperti di kelas memberikan pengalaman yang sempit bagi anak didik.Kurikulum Merdeka menawarkan beragam kegiatan proyek yang memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila.
Jadi Kurikulum Merdeka bukan hanya memberikan kebebasan kepada peserta didik, tetapi juga gurunya Adapun hal ini dilakukan dalam rangka menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompeten. Melalui Kurikulum Merdeka, proses pembelajaran akan lebih maksimal, sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya. "Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan pun benar-benar menguasai apa yang mereka pelajari sehingga lulusan pun akan lebih kompeten di bidangnya, Pada prinsipnya Kurikulum Merdeka memberikan merdeka bagi guru memilih perangkat ajar yang relevan dengan materi yang akan diajarkan.
Tujuan perangkat ajar pada Kurikulum Merdeka ini tentunya adalah untuk meraih capaian belajar dan profil belajar yang diharapkan. Jadi selama perangkat ajar yang digunakan oleh guru dapat menunjang capaian belajar yang ada pada Kurikulum Merdeka, maka guru diberi kebebasan untuk memilih.
Bahan Ajar di Kurikulum Merdeka Belajar ternyata bisa dalam berbagai macam bentuk :
1. Buku Teks Pelajaran

Buku Teks Pelajaran adalah jenis perangkat ajar dalam bentuk buku pelajaran pada bidang mata pelajaran tertentu.
2. Modul Ajar
Modul Ajar adalah perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka yang digunakan pendidik untuk melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran ( CP ). Modul Ajar dibuat sebagai penjabaran lebih rici dari alur tujuan pembelajaran.
3. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Model Projek merupakan perangkat ajar yang dikembangkan untuk memandu warga sekolah melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Adapun Modul projek ini menggambarakan perencanaan pembelajaran dengan konsep pembelajaran berbasis projek ( project base learning ).
4. Contoh Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
5. Video Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui 3
tahap berikut :
1. Assesment Diagnostik
Guru melakukan assessment awal untuk mengenali potensi , karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan dan tahap pencapaian pembelajaran.murid. Assesment umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait motode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.
2. Perencanaan
Guru Menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostic serta melakukan pengelompokanmurid berdasarkan tingkat kemampuan.

3. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan assessment formatif secara berkala, untuk mengetahui progress pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.