MELESTARIKAN IBADAH PASCA RAMADHAN
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 28 April 2023
  • 644x Dilihat
  • Berita

MELESTARIKAN IBADAH PASCA RAMADHAN

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، 

فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى :  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّققُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ  


       Hadirin kaum muslimin    

       Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah

       Pada kesempatan yang mulia hari Jum’at pertama di bulan Syawal 1444 H ini saya mengajak kepada hadirin sekalian marilah kita selalu memanjatkan puja dan puji syukur ke-Hadirat Allah Swt., atas segala limpahan nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan, karena baru saja kita merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Semoga segala rangkaian ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima Allah dalam keridhaan-Nya. Kemudian saya pada kesempatan ini juga mengingatkan kepada hadirin sekalian dan kepada diri saya pribadi untuk sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt., karena dengan bekal takwa inilah hidup kita akan menjadi terarah dan selamat dalam meniti keghidupan di dunia ini menuju kehidupan kekal, abadi selama-lamanya di akhira kelak.


      Kaum muslimin rahimakumullah,

       Kemudian shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya dan kepada para sahabatnya yang senantiasa istiqamah dan mutaba’ah kepadanya, dan semoga termasuk kita semua hingga yaumil akhir. Aamiin.  

       Hadirin sekalian, dahulu sebelum kita memasuki bulan suci Ramadhan, kita selalu merindukan kehadirannya, dan kini bulan itu sudah pergi meninggalkan kita. Maka saat inilah kita perlu menyempatkan waktu untuk mengevaluasi dan mengenang kembali apa saja yang sudah kita lakukan selama bulan suci Ramadhan. Apabila teringat perihal amal saleh yang telah kita lakukan, maka lestarikan serta tingkatkanlah pada bulan Syawwal ini. Apabila kita banyak melalaikan kebaikan dan keberkahan yang ada di bulan Ramadhan, maka bersegeralah untuk bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuha). Perbaikilah segala amal, kembalilah kepada nilai-nilai fitrah dan kesucian kita masing masing sebagaimana pada hari di saat kita dilahirkan dan jangan mengulangi dosa-dosa yang pernah kita lakukan.


       Kaum muslimin 

       Jamaah Jum’at rahimakumullah,  

       Walaupun bulan Ramadhan telah berlalu dari kita, dan kita tidak ada yang mengetahui apakah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang, atau tidak. Yakinlah wahai kaum muslimin, bahwa waktu untuk melakukan kebaikan tidak akan berlalu selama nyawa atau ruh kita masih bersemayam di dalam jasad kita. Selama kita masih bernafas, berarti Allah, dengan sifat kasih dan sayangnya masih memberikan kesempatan kepada kita untuk berkativitas melakukan kebaikan bagi diri kita, dan kemanfaatan bagi orang lain. Jadikanlah kematian sebagai batas akhir dalam melakukan amal kebajikan.

       Pelaksanaan ibadah puasa (shiyam) dan ibadah shalat (qiyam) seyogyanya dilakukan sepanjang tahun.  Puasa serta ibadah-ibadah lainnya tetap diperintahkan bukan hanya di bulan Ramadhan saja, akan tetapi di luar Ramadhan pun tetap dianjurkan. Agama Islam adalah agama yang hanif (condong) kepada kebaikan-kebaikan dan ketaatan. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada kita untuk meneruskan dan melestarikan ibadah puasa. 

       Lepas bulan Syawwal, Rasulullah menganjurkan untuk puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal. Sebagaimana sabdanya dalam hadits riwayat Muslim: 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ     

       Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawwal, maka ia seperti puasa sepanjang tahun.    

       Selain puasa syawwal tersebut, kita mengenal pula puasa sunnah hari Senin dan Kamis, puasa tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Qamariyah (al-ayyam al-bidh), puasa tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, puasa tanggal 9 dan 10 Muharram dan seterusnya. Puasa-puasa sunnah tersebut mengindikasikan bahwa puasa yang berkelanjutan atau puasa sebagai usaha pelestarian puasa Ramadhan dapat dilanjutkan pada bulan-bulan berikutnya.

       Adapun makna shalat malam sepanjang tahun maksudnya bukan hanya semangat melaksanakan shalat di bulan Ramadhan saja, akan tetapi disetiap waktu maktubah (shalat fardhu lima waktu) dan di setiap malam maklumah (shalat tahajjud), terutama pada waktu di sepertiga malam terakhir di setiap malam, Allah menyiapkan waktu-waktu dan saat mustajabah untuk beribadah.


       Kaum muslimin rahimakumullah, 

       Janganlah diantara kita berfikir bahwa dengan bubarnya bulan suci Ramadhan, maka bubar pula amal-amal kebajikannya. Akan tetapi lestarikanlah amaliah Ramadhan itu pada hari, minggu dan bulan pada bulan-bulan berikutnhya pasca Ramadhan.

       Ramadhan telah melahirkan dan menghadirkan nuansa spiritual yang kental dan sangat mendalam. Allah Swt., selalu hadir bersama kita dengan keyakinan kita. Bahkan kita pun yakin bahwa Allah senantiasa melihat kita dan bersama kita di setiap helaan nafas selama bulan Ramadhan. Terlalu sayang rasanya apapila suasana tersebut hilang pasca Ramadhan. Maka tidak ada kata lain, pertahankanlah, lestarikanlah suasana tersebut pada hari-hari lain pasca Ramadhan.

       Spirit Ramadhan yang telah menghadirkan suasana dan signal religiusitas yang kuat ini patut dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Segerakanlah diri kita masing-masing untuk terus berbuat baik dan melakukan berbagai ketaatan. Mumpung kita masih diberikan kesempatan. Mumpung kita sehat, manfaatkanlah untuk berbuat baik sebelum kita sakit. Mumpung sempat, manfaatkanlah masa sempat untuk berbuat baik sebelum datang masa-masa sibuk dan kesempitan. Selagi hidup, manfaatkan hidup ini untuk berbuat baik sebelum kita mati. Ingatlah! Di dunia inilah kita beramal dan diakhirat kelak kita memanennya. Ingatlah! Penyesalan di akhirat tidak ada gunanya sama sekali. Setiap rangkaian cerita itu pasti ada penyesalan, di situlah kita bisa ambil makna dari arti sebuah kehidupan.

       Allah Swt, menggambarkan bahwa penyesalah diakhirat adalah penyesalan yang tiada berguna sedikitpun, sebagaimana ditegaskan dalam surat Aas-Sajadah ayat ke- 12:

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ 

       Dan sekiranya kamu melihat, ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata): Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia, kami akan mengerjakan amal saleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin.

       Bukankah sekarang banyak orang berucap bahwa akhirat hanyalah cerita dan dongeng? Ketahuilah, bahwa pada saatnya nanti dunia hanya tinggal cerita, dan tidaklah mungkin manusia dikembalikan ke alam dunia. Itulah hari penyelalan tiada akhir, yaumul hasrah.  


       Kaum muslimin rahimakumullah,

       Selanjutnya, usaha kita melestarikan kebaikan-kebaikan yang pernah kita usahakan selama bulan Ramadhan, adalah dengan berusaha untuk menjauhi segala bentuk kesalahan dan dosa. Jangan menganggap remeh terhadap dosa-dosa kecil. Sekecil apapun dosa jangan dianggap remeh, karena apabila dibiarkan maka lama kelamaan akan menjadi dosa besar. Begitupun dengan kebaikan, sekecil apapun kebaikan jangan diremehkan, karena apabila diikhtiari maka akan menjadi amal saleh yang berkualitas dan bermanfaat. Rasulullah Saw bersabda dari riwayat Bukari dan Muslim: 

فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

       Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma. Barangsiapa yang tak mendapatkannya, maka ucapkanlah perkataan yang baik. 


       Makna sebiji kurma adalah bahwa amaliah sedekah itu tidak melulu dengan jumlah yang banyak dan mahal, akan tetapi bisa dilakukan dengan hal-hal yang kecil dan disertai dengan keikhlasan. Bahkan apabila tidak memiliki harta untuk disedekahkan, kitab bisa bersedekah dengan membuang duri dan rintangan di jalan atau bahkan kita bisa melakukan sedekah dengan ucapan dan kata-kata yang baik dan menentramkan atau dengan senyuman. Mendung tak selalu murung, ketika kau mau tersenyum, maka itulah mentari yang kau ciptakan sendiri.


       Kaum muslimin rahimakumullah, 

       Ramadhan telah berlalu, namun amaliah selama Ramadhan perlu kita lestarikan pada hari dan bulan-bulan berikutnya. Hiasilah hari-hari kedepan, sepanjang Allah masih memberikan kesempatan kita bernafas mengghirup udara dunia ini dengan dzikir yang biasa kita ucapkan di bulan Ramadhan. Basahilah lidah dan bibir kita dengan bacaan al-Qur’an yang selama bulan Ramadhan kita bertadarus. Jadilah orang bijak dengan akhlak terpuji yang selama Ramadhan kita tidak pernah marah. Berdermalah dengan sedekah yang diajarkan selama Ramadhan. Semoga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang mampu melestarikan amaliah Ramadhan pada bulan-bulan berikutnya. Aamiiin.

  

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 


Khutbah II

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا 

أَمَّا بَعْدُ ...

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى 

يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. 

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. 

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً 

يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. 

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. 

عِبَادَاللهِ...  

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ