Menjaga dan Melestarikan Kemerdekaan
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اما بعـد... قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ
Hadirin kaum muslimin
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Pada kesempatan penuh rahmat dan berkah ini, saya selaku khatib mengajak kepada hadirin sekalian untuk selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan Allah Swt. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad Saw, kepada keluarga dan para sahabatnya serta kepada para pengikutnya hingga hari akhir kelak.
Selanjutnya, pada saat ini juga khatib berpesan, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt, berusaha melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangannya.
Kaum muslimin rahimakumllah
Seminggu yang lalu kita telah memperingati peristiwa bersejarah dan menjadi catatan penting perjalanan panjang bangsa dan negara kita, yakni peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Perlu dicatat dan diingat bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah hadiah atau pemberian dari bangsa manapun juga, bukan hadiah dari kaum penjajah. Kemerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan jerih payah dan pengorbanan yang tidak sedikit, baik harta maupun nyawa. Kemerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan berdarah-darah. Kemerdekaan bangsa Indonesia dengan diikhtiari para pendiri bangsa serta berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Indonesia bebas dari kungkungan penjajah dan berhasil memproklamasikan kemerdekaannya.
Para syuhada dan pahlawan bangsa kita terus bahu membahu untuk memperjuangkan kemerdekaan, sampai akhirnya Allah merestui dan memberikan kemerdekaan. Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah Yang Maha Penentu kepada nasib sebuah bangsa untuk merdeka atau tidak, lalu keberpihakan Allah kepada bangsa Indonesia untuk menghirup udara kemerdekaan setelah sekian lama dibelenggu oleh tirani penjajah.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Apabila dibandingkan dengan kemerdekaan kota Mekah dari kungkungan kaum Quraisy, Rasulullah berjuang dengan dibantu sebagian kecil kaum Muhajirin yang sudah hijrah ke kota Madinah. Maka perjuangan Rasulullah tersebut direstui dan diberikan kemerdekaan oleh Allah setelah terlebih dahulu beliau hijrah ke kota Madinah. Rasulullah Saw. terlebih dahulu membangun pondasi dasar Islam di Madinah, dan setelah dirasa kuat beliau berikhtiar dan berdoa kepada Allah lalu berangkat ke Mekah, dan kota Mekah pun dibebaskan, dimerdekakan, tentunya dengan seidzin Allah.
Sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat an-Nashr:
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙوَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙفَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Dengan telah diraihnya kemerdekaan bangsa Indonesia, maka sekarang kita harus mampu mensyukurinya dengan cara menjaga dan merawat kemerdekaan. Kita harus mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang. Kita harus membangun jiwa dan raga bangsa Indonesia. Indonesia harus merdeka dari neo kolonialisme, (penjajahan gaya baru), intimidasi dan dari kekuasaan sekelompok orang.
Mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik, dengan melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi larangan-larangan Allah. Menjaga dan merawat kemerdekaan dengan berikhtiar untuk terus berkarya sesuai dengan bidang kerja masing-masing, sesuai dengan kapasitas masing-masing. Para petani mengisi kemerdekaannya dengan terus berjuang dengan bekerja mengidupi keluarga. Nelayan mengisi kemerdekaan dengan mengerjakan pekerjaannya dengan ikhlas, dan itu pasti bernilai ibadah. Para pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) mengisi kemerdekaan dengan kerja ikhlas dan cerdas bukan hanya tunduk dan patuh kepada atasannya akan tetapi pekerjaannnya itu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Tidak melakukan korupsi, manipulasi, pungli, gratifikasi. Pada dirinya tertanam pemahaman bahwa melakaukan korupsi adalah perilaku yang hina, tercela, dan pantang serta anti membawa barang haram ke rumah. Tertanam bahwa harta yang haram dan dibawa ke rumah akan dimakan oleh anak dan isterinya. Ingatlah setiap barang haram yang dimakan dan tumbuh menjadi daging, maka nerakalah yang lebih layak tempatnya,
Rasulullah Saw. bersabda:
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Yakinlah, bahwa nikmat kemerdekaan merupakan pintu yang dapat membuka nikmat-nikmat Allah yang lain. Dengan anugerah nikmat yang sedang kita rasakan, kita merasakan nikmatnya beribadah dengan leluasa tanpa gangguan. Dengan anugerah nikmat kemerdekaan yang sedang kita rasakan, kita dapat merasakan indahnya hidup dengan silaturrahim, baik langsung maupun dengan media. Semua akan terasa menjadi enak, nikmat dan indah manakala kita mensyukuri nikmatnya hidup di alam kemerdekaan.
Kita jaga dan kita lestarikan alam kemerdekaan ini dengan terus membangun negeri. Kita mulai dengan membangun diri kita sendiri, lalu keluarga dan masyarakat sekitar kita. Tanah air Indonesia ini adalah laksana bangunan, masing-masing komponen bangsa ikut andil membangun, dari mulai membangun pondasi, badan sampai atap pelindung bangunan tersebut. Sehingga menjadi kokohlah bangunan negara dan bangsa Indonesia ini.
Indonesia adalah Jamrud katulistiwa, tanahnya subur, terdapat kekayaan alam yang melimpah ruah, gemah ripah loh jinawi, kesemuanya adalah anugerah Allah yang patut untuk disyukuri. Kekayaan alam Indonesia jangan hanya dieksploitasi oleh segelintir atau sekelompok orang yang bernapsu ingin menguasai, menguras, dan memeras, sehingga bangsa kita menjadi tamu di negerinya sendiri, rakyatnya lapar ditengah lahan yang subur, miskin di tanah gembur, bak anak ayam mati di lumbung padi.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Menjaga dan melestarikan kemerdekaan adalah dengan mengutamakan membangun manusia, karena sendi dan tiang penyangga dari bangunan negeri ini tiada lain adalah manusia-manusia yang berakhlak karimah, berbudi pekerti luhur. Tidak ada jaminan lestarinya suatu bangsa kalau dihuni oleh manusia-manusia inkar, dan manusia yang tidak mempunyai akhlak dan budi pekerti. Ingatlah pesan seorang penyair kenamaan Ahmad Syauqi Beik:
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإن هم ذهبت أخلاقهم ذهبوا
Hidup dan bangunnya suatu bangsa tergantung pada akhlaknya, jika mereka tidak lagi menjunjung tinggi norma-norma akhlakul karimah, maka bangsa itu akan musnah bersamaan dengan keruntuhan akhlaknya,
Untuk merawat, menjaga dan melestarikan kemerdekaan ini juga kita sebagai orang Islam harus mampu menempatkan Dienul Islam ini sebagai wasath, moderat tidak ghuluw (melampaui batas yang digariskan Islam) dan tidak taqshir (ceroboh sehingga tidak sampai pada batas yang digariskan Islam). Semoga kita mampu menjaga dan merawat kemerdekaan ini, dan Allah menurunkan rahmatnya kepada bangsa Indonesia untuk terus mengisi alam kemerdekaan ini dengan kebaikan-kebaikan dan kemaslahatan yang membawa keberkahan. Kemudian kita doakan agar para pendiri bangsa kita mendapatkan limpahan ampunan dan pahala yang agung serta mulia di sisi Allah Swt.
Aamiiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَ :
Disampaikan Oleh : Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si