Nyalakan Lentera Ketuhanan Apel Latsar CPNS: ASN yang Penuh Harapan
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 24 September 2025
  • 16x Dilihat
  • Berita

Nyalakan Lentera Ketuhanan Apel Latsar CPNS: ASN yang Penuh Harapan

Palembang, (24/09) — Di bawah langit pagi yang cerah, semangat 80 peserta Latihan Dasar CPNS Kementerian Agama Golongan III Gelombang IV Angkatan VII dan VIII berkobar di halaman Balai Diklat Keagamaan Palembang. Mereka datang dari tiga provinsi yang kaya akan budaya dan semangat pengabdian, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung.

Di antara barisan peserta yang berdiri tegak, tampak satu sosok yang begitu menginspirasi: seorang peserta hadir dengan menggunakan kursi roda akibat kecelakaan. Meski fisiknya terbatas, semangatnya tak pernah padam. Ia mengikuti apel dengan antusiasme luar biasa, menjadi simbol keteguhan hati dan bukti bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mengabdi. Kehadirannya menyentuh hati dan menyulut semangat rekan-rekannya untuk terus melangkah dengan tekad yang sama.

Apel pagi itu bukan sekadar rutinitas, melainkan panggung refleksi spiritual dan penguatan nilai-nilai luhur. Widyaiswara Muda Aan Nopriandi, S.IP., M.Si. tampil sebagai pembina apel, didampingi oleh Kasubbag Tata Usaha H. Mukmin, S.HI., M.Sy., Katim Administrasi Mona Oktarida, S.IP., serta Sekretaris Kegiatan A. Redho Nugraha, S.E. dan Febria Nurhany, A.Md.

Dalam amanatnya, Aan mengajak seluruh peserta menyelami kedalaman sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa. Ia memaparkan lima dimensi relegiusitas yang menjadi fondasi spiritual seorang ASN:

- Kepercayaan: Doktrin yang menjadi pegangan hidup, seperti Rukun Islam dalam ajaran Islam.  
- Perilaku Ritual: Ibadah sebagai wujud penghambaan dan kedekatan dengan Sang Pencipta.  
- Rasa: Perasaan syukur yang membuncah, seperti saat dinyatakan lulus CPNS sebuah anugerah yang tak ternilai.  
- Pengetahuan: Pemahaman bahwa hubungan antarmanusia adalah bagian dari ibadah.  
- Dampak: Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, empati, dan karakter baik yang harus terpancar dalam setiap langkah ASN.

“Sebagai ASN, kita bukan hanya pelayan negara, tapi juga penjaga nilai-nilai ketuhanan. Kita harus berdampak—bagi organisasi, masyarakat, dan lingkungan. Jadilah cahaya yang menerangi, bukan sekadar lilin yang menyala,” ujar Aan dengan nada penuh semangat.

Usai apel, para peserta langsung diarahkan oleh Katim Administrasi menuju pelaksanaan ujian seminar evaluasi aktualisasi. Sebanyak delapan ruang ujian telah disiapkan, dan peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil berisi sepuluh orang. Di sanalah mereka mempresentasikan hasil aktualisasi, buah dari proses pembelajaran dan pengabdian selama Latsar berlangsung.

Apel pagi itu menjadi saksi bahwa pengabdian bukan soal kesempurnaan, melainkan tentang ketulusan. Bahwa menjadi ASN bukan hanya soal tugas, tapi tentang nilai, tentang jiwa, tentang cahaya yang terus menyala di tengah tantangan zaman.