SEMANGAT IBADAH DI BULAN SYAKBAN MENAMBAH PUNDI AMAL DI BULAN RAMADHAN
  • 24 Maret 2022
  • 1240x Dilihat
  • Berita

SEMANGAT IBADAH DI BULAN SYAKBAN MENAMBAH PUNDI AMAL DI BULAN RAMADHAN

Oeh : Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si.

 

   الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ 

      

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

       Pada waktu, hari dan tempat istimewa dan insya Allah membawa keberkahan ini saya mengajak dan berwasiat kepada hadirin sekalian dan kepada diri khatib pribadi sendiri untuk meningkatkan dan menjaga kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Dengan berusaha  menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangannya-Nya.

       Kaum muslimin rahimakumullah

       Saat ini kita masih berada di bulan Syakban dan kita masih menikmati ibadah di salah satu bulan yang dicintai oleh Rasulullah Saw. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Nasa'i bahwa Rasulullah Saw. Bersabda yang artinya: Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.  Semoga kita tidak henti dan tiada bosan untuk terus menambah amal di bulan Syakban dan memupuk semangat untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Sebagaimana kita mafhum bahwa salah satu cara Rasulullah memuliakan bulan syakban ini adalah dengan melaksanakan shaum (puasa). Sebagaimana hadits riwayat Imam Nasa’i sebagaimana berikut:

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ 

      Usamah bin Zaid Ra. berkata: Wahai Rasululllah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sunnah lebih banyak sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas: Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa. (HR Nasa'i)  

       Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah.

       Kaum muslimin rahiumakumullah, 

       Memperhatikan semangat Rasulullah meningkatkan amaliah di bulan Syakban, maka marilah kita ittiba’ kepada Rasulullah untuk bersemangat mengisi amaliah di bulan Syakban sebagai persiapan pada puncak beramal di bulan yang dicita-citakan dan diharapkan pertemuannya oleh Rasulullah Saw. yakni bulan Ramadhan. Saya sebagai khatib pada kesempatan ini mengajak sekali lagi, marilah kita bersemangat menambah pundi-pundi amal dipenghujung bulan syakban ini. Kita perkokoh keimanan dan ketakwaan, kita pererat tali silaturrahim guna menyongsong bulan suci Ramadhan. Setapak demi setapak kita isi tiap pijakan langkah kaki kita dengan amal shaleh yang pada puncaknya kita beramal di bulan suci Ramadhan. Menurut sebagian ulama makna dari kata Syakban asal katanya adalah syi’ab, yang berarti tingkatan atau tahapan pijakan kaki tahap demi tahap menuju puncak Ramadhan.

       Renungkanlah wahai hadirin sekalian, bahwa tahapan meniti puncak perjalanan adalah perjuangan yang sangat rumit dan sulit, perjalanan mendaki tidak semudah dengan apa yang kita bayangkan. Apabila tidak konsentrasi dan penuh kehati-hatian tentu akan tergelincir dan masuk ke jurang yang dalam.

       Ringankan bebanmu karena perjalananmu mendaki, curam dan berliku.  Demikian nasihat Rasulullah kepada salah seorang sahabatnya yang bernama Abu Dzar Al-Ghifari. Hidup dan kehidupan ini tidak selamanya bertabur bunga dan keindahan, akan tetapi terkadang bertabur onak dan duri. Begitulah keinginan kita menapaki jalan di bulan Syakban ini, semuanya berkeinginan ingin sampai kepada puncak bulan suci Ramadhan.

       Bersungguh-sungguhlah dengan dilandasi niat hati dan ikhlas. Puncak kita mendaki adalah usaha menuju yang lebih tinggi yang harus dilalui dengan susah dan payah. Kepayahan itu akan terasa ketika kita memilih berpuasa di bulan Sya'ban sebagai bentuk pendakian menuju puncak persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.   

       Maasyiral muslimin,

       Wa Zumratal mu’mini rahimakumullah,

       Selain bersemangat meningkatkan amal dengan berpuasa sunnah sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah tersebut di atas, maka untuk menambah pembendaharaan pundi-pundi amal guna persiapan di bulan suci Ramadhan, kita tambah pula dengan memperbanyak dzikir, istighfar memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Janganlah kita menganggap remeh atau menganggap kecil terhadap kesalahan dan dosa yang pernah kita lakukan. Memohonlah ampun kepada-Nya, besarkan harapan kepada Allah bahwa Dia (Allah) akan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Bayangkan dalam benak kita tentang dosa yang pernah kita lakukan, apakah itu dosa kasat mata, tersembunyi, untuk kesemuanya itu semuanya memohohlah ampun kepada-Nya.  Siapa tahu, mungkin saja kita telah melakukan dosa yang tidak terasa seperti ujub, riya’ sum’ah, takabbur dan lain-lain.   

       Kita renungkan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 78: 

وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  

     

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

         Kaum muslimin rahiumakumullah,

         Makna yang tersirat dari ayat tersebut adalah bahwa kita diwajibkan untuk selalu insaf dan sadar bahwa sebenarnya apapun yang kita miliki di dunia ini, baik harta benda, status sosial dan jabatan adalah karunia Allah untuk ditadabburi, dan semua yang kita miliki itu membawa kemaslahatan untuk keluarga kita, masyarakat, bangsa dan negara.

      Ingatlah ucapan nabi Sulaiman As. Tatkala beliau dianugerahi oleh Allah berupa jabatan tinggi sebagai raja Bani Israil dan derajat kenabian dan kerasulan dan bahkan beliau dianugerahi kekuasaannnya bukan hanya kekuasaan meliputi kekuasaan bangsa manusia saja, akan tetapi kekuasan wilayah jin sekalipun, bahkan beliau diberikan anugerah harta yang sangat luas. Namun manakala semua anugerah itu diberikan kepada nabi Sulaiman, ia berucap:

قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ 

       Dia (Sulaiman) berkat: Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya)

       Kaum muslimin rahuimakumullah,

       Wajiblah setiap manusia itu selalu bersujud dan berbakti kepada Allah Swt., setiap saat, setiap waktu. Semakin berpangkat, semakin pandai, semakin kaya, semakin berada, maka sujudnya harus semakin dalam dan penuh makna. Terlebih pada saat kita mempunyai angan dan cita-cita ingin bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Bukankah banyak saudara kita yang mempunyai keinginan sama untuk bertemu Ramadhan, namun hanya beberapa hari lagi Ramadhan akan tiba ia sudah dipanggil oleh Allah untuk menghadap kepada-Nya. Bahkan ada yang hanya satu hari lagi menjelang Ramadhan, ia pun wafat dipanggil keharibaan-Nya.

       Kaum muslimin rahimakumullah, di hari-hari penghujung Ramadhan ini mari kita isi dengan amaliah shaleh, kita isi hari-hari ini dengan berdzikir dan berdo’a kepada-Nya, semoga kita sampai kepada puncak untuk beribadah pada bulan suci Ramadhan.

Aamiin…


 
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرً
أَمَّا بَعْدُ:  فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ  وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ  وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ  وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِىّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ   وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ   يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ 
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. 
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ 
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر