Terapkan Kurikulum Cinta dan Kasih Sayang Membentuk Siswa Berakhlak
  • Yeni Lesmana Dewi
  • 22 Mei 2025
  • 6x Dilihat
  • Berita

Terapkan Kurikulum Cinta dan Kasih Sayang Membentuk Siswa Berakhlak

Palembang (22/5) – Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang, Dr. H. Saefudin, S.Ag, M.Si, kembali menegaskan pentingnya penerapan Kurikulum Cinta dalam pendidikan berbasis nilai-nilai keagamaan pada Kamis, 22 Mei 2025.

 

Dalam pelatihan implementasi kurikulum merdeka bagi guru Madrasah Ibtidaiyah yang pesertanya berasal dari Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Bangka Belitung, Saefudin memaparkan bagaimana konsep ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).

 

Ia memaparkan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik yang mana ilmu pengetahuan anak kelas VI SD di era sekarang jauh melampaui pengetahuan semestinya, tetapi tugas Guru harus membangun karakter siswa melalui pendekatan penuh kasih sayang dan empati.

 

“Guru memiliki peran penting sebagai pendamping yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat. Dengan Kurikulum Cinta, kita ingin menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, inspiratif, dan mampu membentuk siswa yang berakhlak mulia,” ujarnya.

 

Pelatihan ini memberikan wawasan baru bagi para guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis hubungan emosional positif antara guru dan siswa. Peserta juga mendapatkan strategi pengajaran yang membantu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran dan kepedulian.

 

Para guru yang mengikuti pelatihan menyampaikan apresiasi terhadap konsep ini dan berharap dapat mengimplementasikan Kurikulum Cinta dalam proses pembelajaran di masing-masing madrasah. Mereka meyakini bahwa dengan pendekatan yang lebih humanis dan berbasis nilai keagamaan, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar serta memiliki karakter yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Melalui pelatihan ini, Kementerian Agama terus berupaya menghadirkan inovasi pendidikan yang tidak hanya mengedepankan aspek akademik, tetapi juga membentuk generasi penerus yang memiliki kesadaran spiritual, sosial, dan budaya yang kuat. Diharapkan Kurikulum Cinta dapat menjadi pijakan bagi sistem pendidikan yang lebih inklusif dan bermakna bagi peserta didik di seluruh Indonesia.